Maluku
Maluku
memiliki taman bawah laut yang sangat indah, pantai tropis menawan, dan
pegunungan vulkanik yang dikelilingi hutan. Pulau ini merupakan pulau rempah-rempahyang terkenal dan telah menarik banyak
pedagang dari India, Cina, Arab, dan Eropa untuk mencari cengkeh dan pala.
Tahun 1511, bangsa Portugis membangun benteng pertama mereka di pulau Ternate, dan berhasil memonopoli
perdagangan cengkeh. Kedatangan Belanda tahun 1599, merupakan ancaman serius
bagi Pourtugis yang mengontrol kekayaan alam maluku. Konflik bersenjata pun
pecah, mereka mengambil bea cukai yang besar dari
rakyat Maluku. Belanda akhirnya muncul sebagai pemenang, kemudian mereka
memonopoli perdagangan dengan tangan besi. Seluruh desa diratakan dengan tanah
dan ribuan peduduk pulau mati, terutama di pulau
Banda. Inggris kemudian menduduki Maluku selama Perang Napoleon, namun
tahun 1814 dikembalikan dan tidak sampai tahun 1863 tanam paksa rempah-rempah
dihapuskan di provinsi ini.
Saat
ini ikan dan produk laut lainnya merupakan sumber utama pendapatan masyarakat
Maluku. Ada juga nikel, minyak, mangan, dan berbagai jenis kayu sebagai komoditas daerah.
Sejarah
Nama
Maluku diperkirakan berasal dari Arab yaitu ‘Jazirat al-Muluk’, yang berarti
tanah banyak raja. Hal ini dimungkinkan karena Maluku memiliki
kerajaan-kerajaan seperti Ternate, Tidore, Bacan, dan lain-lain. Kora-kora, merupakan armada laut mereka yang
terkenal kuat, dilengkapi dengan kano perang yang mampu menjelajahi Laut
Sulawesi dan Papua saat masa keemasan mereka. Para Raja mendapatkan kekayaan
mereka dari rempah-rempah, terutama cengkeh. Saat itu harga Cengkeh dan
rempah-rempah sangat mahal karena kemampuannya mengawetkan makanan tidak
seperti sekarang dengan adanya lemari es.
Saat itu Rempah-rempah juga
digunakan sebagai
obat dan Eropa tanaman ini tidak bisa tumbuh. Pengiriman rempah-rempah ke Eropa
harus melewati rute yang rumit, inilah yang menyebabkan harganya menjadi sangat
mahal. Kemudian bangsa-bangsa Eropa berpikir harga rempah-rempah akan lebih murah
jika mereka datang langsung ketempat asalnya. Dari sinilah sebuah era
kolonialismepun dimulai.
Portugis datang pertama kali tahun 1510 danmereka
berusaha untuk memonopoli perdagangan di Maluku.
Berikutnya
Spanyol pun datang dan keduanya harus berjuang menghadapi perlawanan kerajaan
Ternate dan Tidore hingga tidak lama kemudian mereka pun menyerah.
Belanda
kemudian datang dengan bekal keuangan dan persenjatan yang lebih baik.Mereka juga
berpengalaman dalam administrasi perdagangan dan lebih keras terhadap masyarakat
Maluku. Penduduk yang menolak untuk bekerja sama di pulau Banda dibantai
dengan kejam, dan sebagian dipekerjakan sebagai budak.
Selama kejatuhan VOC,
Inggris kemudian memerintah di sini selama setahun tetapi hal ini menimbulkan
masalah karena Inggris menyelundupkan benih dari Maluku untuk ditanam di
Malaysia dan Ceylon (Sri Lanka). Akibatnya Maluku tidak lagi menjadi pusat
rempah-rempah karena pencari rempah-rempah dapat menemukannya di tempat lain
yang lebih dekat.
Transportasi
Pintu
masuk utama ke Maluku adalah melalui Ibu Kota Provinsi Ambondengan penerbangan
reguler dari sebagian besar wilayah Nusantara. Transportasi Udara dan laut menghubungkan
pulau-pulau dengan 79 pelabuhan dan 25 bandara. Tersedia juga akses ke banyak
pulau-pulau terpencil yang menarik untuk Anda kunjungi.
Masyarakat dan Budaya
Berdasarkan
sejarahnya masyarakat Maluku sangat beragam, terdiri dari bangsa melayu, India,
Arab, cina, portugis, Bugis, dan Jawa. Masyarakat Ua-ulu memilih tidak
berpakaian tradisional dimana prianya dapat dikenali dengan penutup kepala
merah.
Kuliner
Banyak
makanan laut dapat Anda ditemukan di sini. Cobalah ikan bakar atau yang dipanggang sambil Anda nikmati
pemandangan indah Maluku.
.
Apabila
Anda tertarik mencoba meramu makanan sendiri maka dapat membeli bahan-bahan segar di
supermarket terdekat dan toko kecil.
1.
Pantai
Ngurbloat
Pernah menghayalkan diri Anda
berada di sebuah pantai eksotis dengan hamparan pasir putih sehalus tepung?
Pantai Ngurbloat bukanlah pantai halayan di negeri dongeng,
pantai ini nyata adanya berlokasi di Desa Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara.
Pantai Ngurbloat juga dikenal
dengan Pantai Pasir Panjang oleh masyarakat setempat. Nama tersebut mungkin
berasal dari bentang pesisir pantainya yang mencapai 5 kilometer mulai dari
Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof hingga
Pantai Ngursamadan di Ohoililir, Kecamatan Kei Kecil. Hamparan pasir putih di
pantai ini begitu lembutnya, bahkan National Geographic mendapuknya sebagai
pasir pantai terhalus di Asia. Pemerintah
Maluku Tenggara pun kini menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu
destinasi andalah mereka.
Sepanjang pesisir pantai,
pepohonan kelapa berjajar melengkapi indahnya laut biru yang akan membuai Anda
untuk betah berlama-lama menikmati setiap keindahan di pantai ini. Di tempat
ini Anda pun bisa bermain voli atau sepak bola
pantai. Menyaksikan nelayan setempat yang sedang mencari ikan di kejauhan
tentunya bisa menemani penantian Anda pada Matahari yang terbenam. Pemandangan mentari ke peraduannya di
pantai ini sangatlah indah. Saksikan bagaimana perubahan warna langit dari biru
menjadi kuning keemasan merupakan pengalaman
mengasyikkan. Siapkan pula kamera Anda untuk mengabadikan proses pergantian
warnanya yang elok itu.
2.
Pulau
Banda
Sejak
abad pertama Masehi, kepulauan Banda telah menjadi produsen tunggal
rempah-rempah seperti pala dan fuli. Pulau Banda dikunjungi oleh banyak kapal dari Cina, India, dan
Arab. Rempah-rempah ini sangat berharga dan dijual dengan keuntungan yang sangat
besar di pasar dunia saat itu.
Masyarakat
Banda sangat bertumpu pada sumber daya alam rempah rempah hingga berubah setelah Belanda
memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia.
Meskipun memiliki reputasi besar, Pulau
Banda hanya sekumpulan pulau kecil yang terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh
pulau yang lebih kecil. Kepulauan ini
bertengger di tepi jurang bawah laut terdalam Indonesia yaitu Laut Banda.
Perairan di sini dapat mencapai kedalaman lebih dari 6.500 meter.
Dua pulau terbesar yaitu
Banda Besar dan Naira, ditumbuhi banyak pohon pala. Pulau ketiga, yaitu Gunung
Api atau 'puncak api' merupakan gunung berapi aktif. Di perairan sekitar
pulau-pulau ini Anda akan menemukan beberapa taman
bawah laut paling spektakuler. Anda dapat menikmati keindahan karang dan ikan
berwarna-warni, berenang di air sebening kristal, menyelam, snorkeling, atau bahkan sekadar tamasya
saja sudah cukup memuaskan hasrat berwisata bahari Anda.
Terletak 132 km
tenggara Ambon, kepulauan ini merupakan daerah terpencil namun sangat indah. Dengan terumbu karang berwarna
warni, perairan laut hangat, dan kehidupan laut yang eksotis. Banda adalah
surga bagi para penyelam dari seluruh dunia untuk menjelajahi sebuah tempat menyelam yang paling terpencil dan
sangat alami di dunia.
Saat ini, Banda telah menyihir para penyelam, pelaut,
dan kapal pesiar dari seluruh dunia dengan keindahan alamnya. Baik di atas
maupun di bawah laut, keindahan Banda dapat
disejajarkan dengan keindahan Raja Ampat di Papua, sebuah surga wisata bahari
lain di Indonesia Timur.
Kepulauan Banda merupakan salah satu tujuan wisata Indonesia
yang paling populer bagi para penyelam. Baik penyelam ahli maupun pemula. Semua dapat menyelam dari
laguna dangkal di antara Bandaneira dan Gunung Api hingga ke dinding vertikal
di Pulau Hatta.
Kemanapun Anda pergi berkeliling di
sini, maka akan menemukan pemandangan tropis yang menakjubkan, sejarah yang
luar biasa, penduduk yang ramah, dan beragam
terumbu karang yang masih alami.
Scuba diving masih relatif baru di sini, tapi
penyelam yang sudah ahli tidak harus bekerja keras untuk menemukan
keindahannya.
Bawah laut sekitar Ambon dan pulau terdekat Saparua memiliki
beberapa tempat menyelam dengan reputasi mendunia. Ketika Anda menjelajahi
permukaan bawah laut maka Anda akan melihat segalanya mulai dari hiu, kura-kura besar, ikan napoleon wrasse, ikan kerapu
raksasa, tuna, sinar mobula, cepluk redtooth, berbagai spesies ikan paus,
lumba-lumba pemintal, dan kerabat dekat lobster besar, hingga ikan karang yang jinak atau ikan
endemik lepu ambon.
Datanglah ke Pulau Banda dan kunjungi oleh Anda rahasia
yang tersimpan di Indonesia Timur ini. Meski penerbangan
kesini tidaklah sering namun penantian Anda akan terbayar dengan keindahan
surga tropis yang ideal ini.
3.
Ambon
Manise
Menyebut
ungkapan Ambon Manise sejatinya tepat bila diasosiasikan dengan wanita dan pria
suku Ambon yang berparas cantik dan rupawan. Jajaran kaum selebriti nasional
banyak dihiasi oleh wajah-wajah eksotis asal Kota Ambon di tanah Maluku ini.
Sebutan itu bukan tanpa alasan, dan yang pasti adalah karena alamnya yang
subur, berlimpah kekayaan di setiap dalamnya akar yang menancap, tingginya
dahan dan ranting yang menjalar, termahsyur hingga sisi daratan dan lautan di
tanah Asia, Arab, Afrika, dan Eropa. Belum lagi corak warna dan bentuk biota
lautnya yang tak berbanding, nampak dari
tepian perahu kayu, atau saat ada di kedalaman palungnya yang curam. Ambon,
Maluku adalah bagian dari serambi pintu wisata timur Indonesia.
Dikenal
sejak ratusan tahun lalu, Ambon merupakan surga yang dituju oleh pelaut dan
penjelajah bangsa Eropa. Sejak itu pula penyatuan ras dan budaya Eropa dengan Ambon Melanesia terjadi. Suku asli Alifuru
mulai dikenal. Para pedagang Cina abad ke-7 dan di era Dinasti Ming di abad ke-14 sampai 16 Masehi, menggambarkan
daerah Ambon kepulauan sebagai oasis di tengah lautan. Suku bangsa di kepulauan
sekitar seperti Jawa, Sumatra, Minahasa, dan Buton, pun menyinggahi Ambon. Belum lagi bangsa Arab di abad
ke-9 yang tidak saja menjadikan daerah ini sebagai pemasok, tapi juga kampung
halaman baru.
Ambon,
kota di sebuah pulau yang memiliki nama yang sama, menyimpan sisa-sisa perjalanan sejarah dunia, mulai dari berdirinya
kerajaan Islam, masuknya bangsa Portugis dalam era perdagangan, dan disusul
kolonialisme bangsa-bangsa Eropa lainnya, pergeseran kekuasaan ke tangan Jepang, dan mencapai kemerdekaan.
Semua
terjadi di daerah yang tidak lebih luas dari Jakarta dengan jumlah penduduk
yang hanya 5%-nya saja.
4.
Saumlaki
Di suatu tempat di perairan
timur Indonesia, antara Pulau Aru dan Kepulauan Kei di bagian timur, serta
Pulau Timor di sebelah baratnya, berdirilah sebuah kepulauan nan indah bernama
Tanimbar. Kepulauan ini terdiri dari 65 pulau-pulau
kecil sebagai bagian dari provinsi Maluku. Beberapa pulau yang dikenal adalah Fordate, Larat, Molu, Maru,
Wotap, Wuliaru, Selu, Sera, Selaru, dan yang terbesar adalah Yamdena.
Berlayar
dari Darwin, Australia menuju Laut
Banda dengan Bandaneira
atau Ambon
sebagai tujuannya maka Saumlaki di Pulau Yamdena yang berhutan lebat adalah
perhentian pertama yang sanggup menyegarkan
pikiran dan perasaan Anda. Saumlaki dikenal sebagai kota terbesar di Tanimbar
yang berkembang dengan pengaruh kental Misionaris Kristen sejak tahun 1629.
Letak
Saumlaki berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.
Kota ini adalah ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara
Barat setelah pemekaran tahun 1999. Mayoritas penduduknya tinggal di daerah
pantai dengan daratan kapur dan karang.
Pelabuhan
Saumlaki terletak di pantai selatan Yamdena. Di bagian barat pulau ini masih berawa dan sedikit berbukit di bagian
timurnya. Tempat tinggal penduduk di pesisir pantainya begitu terlihat damai,
menara gereja muncul di antara pepohonan rimbun yang gagah menghadap kota. Dua pertiga dari
penduduk Tanimbarese adalah pemeluk agama Katolik dan Kristen. Sisanya adalah
Islam, Budha, dan aliran kepercayaan animisme.
Pelancong
masa lalu mengatakan bahwa penduduk setempat kurang ramah dibandingkan dengan penduduk di Maluku. Sebagai daerah yang
hampir terisolasi di Maluku, Tanimbar masih memaksakan diri untuk memperbaiki
keterbatasan fasilitas layanan umum. Kota Saumlaki
sendiri dibangun di sekitar jalan utama dengan gaya ruko Cina yang tidak biasa.
Meskipun
atraksi di sekitar pulau-pulau kurang populer namun petualang mungkin dapat menemukan jejak historis
dan berinteksi akrab dengan penduduknya.
5.
Pombo
Maluku memang sangat
beruntung dianugerahi deretan pulau nan indah memesona. Layak kiranya apabila
Maluku dijuluki sebagai ‘Provinsi
Seribu Pulau’. Salah satu pulau yang indah untuk disambangi di sini adalah
Pulau Pombo. Lokasinya sekitar 20 menit dari Kota Ambon, Ibu
Kota Provinsi Maluku.
Secara geografis Pulau Pombo
berada di tengah-tengah Pulau Ambon dan Pulau Haruku. Sementara secara
administratif seluruh kawasan di Pulau
Pombo masuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Menurut penduduk setempat
kata ‘pombo’ berasal dari bahasa Portugis yang berarti ‘merpati’. Oleh karena
itu, Pulau Pombo dikenal juga dengan
nama Pulau Merpati. Di daratan Pulau Pombo tidak ada terdapat perumahan
penduduk dengan kata lain pulau ini tidak berpenghuni.
Pulau Pombo menyuguhkan
wisata bawah laut yang menakjubkan sekaligus menjadi cagar alam mini. Di sini
tersimpan kekayaan biota laut
dan keindahannya yang menjadi modal untuk menarik wisatawan terutama penyelam
dari seluruh penjuru dunia.
Sumber daya alam laut Pulau
Pombo telah berperan penting bagi keberlangsungan
alam Provinsi Maluku Tengah. Selain itu, kawasan ini juga telah dijadikan
lokasi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan budidaya alam bawah laut.
Kawasan laut Pulau Pombo
berupa atol dan rangkaian batu karang besar dan kecil, air lautnya yang jernih
sangat memungkinkan Anda untuk melihat pemandangan dasar lautnya. Ketika musim
air laut surut tiba, bebatuan karang yang sebelumnya
bersembunyi di dasar laut akan muncul ke pemukaan membentuk sebuah pemandangan
memesona sekaligus langka.
Ketika menyelam ke dasar
perairan Pulau Pombo maka Anda akan menyaksikan kekayaan biota lautnya, mulai
dari berbagai jenis ikan, kerang, rumput laut, hingga terumbu karang beragam
bentuk yang unik. Jenis ikan yang bisa ditemukan di
sini antara lain: ikan puri (Stolephorus sp.), momar (Decapterus sp.), komu
(Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae)
serta moluska seperti kima (Tridacnidae), bia jalang
(Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp.), bia
gengge (Nautilus pompilius), japing-japing (Pinctada margaritifera), dan jenis
lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae.
Di sini juga terdapat moluska seperti kima (Tridacnidae), lola (Trochus
niloticus), bia gengge (Nautilus pompilius), dan triton
trompet (Charonnia tritonis). Semua moluska tersebut sudah berada dalam
lindungan pemerintah (SK. Menhut No. 12/Kpts-II/).
Di darat pulau ini terpampang
keindahan yang memesona. Daratan Pulau Pombo merupakan tempat singgah dan
sarangnya hewan endemik Maluku yaitu burung Pombo
(Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.
6.
Banda
Neira
Berkunjung ke Maluku
tidak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri bergegas mengunjungi salah
satu pulau memesona di Kepulauan Banda yaitu Pulau Banda
Neira. Pulau-pulau di bagian timur Indonesia memang dikenal menyimpan
keindahan membuat decak kagum pengunjungnya.
Ada banyak hal dan tempat
menarik yang bisa Anda temui di Pulau Banda
Neira. Pulau Banda Neira atau lebih dikenal sebagai Bandanaira terletak di
Pulau Neira dan merupakan kota yang di Kepulauan
Banda yang berfungsi sebagai pusat administratif dari Kecamatan Banda,
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Banda Neira memiliki nuansa
kota tua dimana dahulu merupakan pusat pedangang. Para saudagar melakukan jual
beli pala dan fuli yang saat itu
merupakan komoditi paling banyak dicari di Kepulauan Banda dan menjadi asal
sumber rempah-rempah hingga pertengahan abad ke-19. Karena rempah-rempah juga
banyak terjadi pembantaian penduduk lokal
di Banda Neira yang dilakukan oleh VOC kala itu. Bahkan, mereka juga membawa
sebagian penduduk Banda Neira ke Batavia untuk dijadikan budak.
VOC kala itu turut membangun
kota Banda Neira dengan mendirikan bangunan istana bernama Istana Mini Neira.
Istana tersebut kala itu berfungsi
sebagai tempat tinggal Gubernur VOC. VOC lebih dahulu membagun istana ini
setahun seblum pembangunan Istana Negara di Batavia (Jakarta).
Istana Mini Neira menjadi
satu-satunya banguan besar dan indah saat itu di kawasan ini. Berikutnya di
sekitarnya banyak dibangun rumah besar
sebagai tempat tinggal dari petinggi orang Eropa yang datang ke pulau ini.
Bangunan ibarat masion-mansion tersebut memiliki arsitektur Eropa yang khas.
Untuk bertahan dari serangan
musuh, tahun 161, Jenderal VOC Piether Both yang saat itu ditugaskan untuk
memonopoli perdagangan di Banda
Neira membangun Benteng Belgica sebagai pertahanan. Tidak jauh darinya terdapat
Benteng Nassau. Berbeda dengan Benteng Belgicia,
benteng ini pertama kali dibagun oleh Portugis tahun 1529.
Pada tahun 1936 Banda Neira sempat menjadi tempat pembuangan tokoh penting pejuang kemerdekaan Indonesia,
yaitu Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.
Tidak hanya jejah sejarah
Banda Neira yang mengagumkan, perairannya menyimpan kekayaan biota laut yang
memesona. Titik menyelam
di perairan Banda Neira merupakan surga bagi mereka yang menggilai aktifitas
menyelam. Total terdapat 22 lokasi menyelam di perairan Banda Neira, di
antaranya adalah: Tanjung Barat Pulau Pisang, Selamo Village (Pulau Banda Besar), Tanjung Burang (Pulau
Banda Besar), Batu Kapal,
Mandarin City (Jetty Reef) dan Pasir Putih (Lighthouse Pulau Neira).
Selain menyelam Anda juga
bisa melakukan snorkeling untuk menikmati indahnya terumbu karang dengan
berbagai bentuk. Terdapat
sekira 350 jenis biota laut termasuk ikan, kerang purba, rumput laut, Moluska,
Gurita, Udang, Kepiting, penyu, dan terumbu karang.
7.
Gunung
Api Banda
Salah satu Pulau yang patut
disinggahi ketika berkunjung ke Kepulauan Banda
adalah Pulau Gunung Api Banda. Pulau Gunung Api Banda merupakan sebuah pulau
yang keseluruhan daratannya adalah
gunung api vulkanis. Pulau Gunung Api Banda terletak di Laut Banda dan secara
administratif masuk ke dalam Kecamatan Banda, Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Gunung Api Banda memiliki
ketinggian sekira 656 meter di atas permukaan laut dengan luas 734,46 ha. Tahun
1988 gunung ini sempat meletus dan telah merusak sebagian terumbu karang dan
biota di Pulau Banda Besar. Akan tetapi,
menurut penelitian UNESCO, justru akibat letusan Gunung Api Banda tersebut
ternyata menjadikan pertumbuhan terumbu karang di tempat ini paling cepat
didunia. Petumbuhan terumbu karang di Pulau
Banda Besar hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 tahun sedangkan di tempat
lain, petumbuhannya bisa mencapai puluhan tahun.
Karena potensi hayati alam
bawah laut dan juga daratan di Kepulauan Banda maka tahun 1992 pemerintah
setempat menetapkan Pulau Gunung
Api Banda sebagai kawasan taman wisata alam. Keputusan tersebut tecantum dalam
Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 1135/Kpts-II/1992.
Daratan Pulau Gunung Api
Banda selain memiliki panorama yang indah, juga dihuni beberapa satwa seperti
beragam jenis burung endemik, kus-kus (Phalanger orientalis)
dan beberapa flora termasuk pohon pala (Myristica fragrans), anggrek, dan flora
lainnya sebagai hasil suksesi alami yang ikut
menjadikan gugusan pulau ini semakin memesona. Ketika Anda tiba di sini maka
bersiaplah disuguhi pemandangan pantai dan laut yang akan menawan hati .
8.
Sibu-Sibu
Café
Maluku, sebuah provinsi di
timur Indonesia ini memiliki keistimewaan tersendiri
di hati setiap penduduk dan pengunjungnya. Ambon begitu nama ibu kota provinsi ini yang juga dikenal dengan sebutan “Ambon
Manise”. Selain sangat dikenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah, Maluku
juga dikenal sebagai penghasil sederatan musisi handal nasional dan internasional. Sebut saja Daniel Sahuleka,
seorang musisi jazz Belanda, kemudian ada juga Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Melly Manuhutu, Harvey Malaiholo,
Broery Pesulima, Bob Tutupoly dan bahkan salah satu anggota grup vokal
Vengaboys yang terkenal pada era 90an bernama Kim Sasabone. Di provinsi ini
pula Anda dapat menikmati kemistisan Tari Bambu Gila
dan kemegahan tari perang yaitu Tari Cakalele serta di sini pula Anda akan
menemukan berbagai pesona alam yang eksotis.
Sebelum memulai pertualangan
Anda, sempatkan diri untuk mengekplorasi Kota Ambon yang merupakan pintu
gerbang menuju ke keindahan Maluku. Di sini, ada banyak
hal bisa dikunjungi dan dilihat, salah satunya adalah Sibu-Sibu Café. “Belum ke
Maluku, Kalau Belum Mampir ke Sibu-Sibu”, begitu bunyi
sepenggal mantra untuk menarik perhatian setiap orang yang berkunjung atau
hendak berkunjung ke Maluku. Sibu-sibu café atau yang juga dikenal dengan
Walang Kopi Sibu-Sibu berdiri awal April 2006. Café
ini merupakan wujud kecintaan seorang wanita asli Maluku bernama June Manuhut
terhadap seni dan budaya serta tanah Maluku.
Sibu-sibu yang dalam bahasa
Maluku berarti “angin sepoi-sepoi” dan dalam
bahasa Melayu Ambon disebut “Hail buang lansyik” yang berarti rumah tempat
melepas suntuk. Sibu-Sibu Café adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan
bercengkrama dengan teman-teman.
Meskipun hanya sebuah café
untuk besantai namun Sibu-sibu Café bukan sekedar café biasa. Café ini
merupakan media presentasi dari seni dan budaya Maluku. Jika ditatap dari luar,
café ini tampak biasa-biasa saja namun begitu melangkahkan kaki ke dalamnya
maka Anda akan disambut oleh jojaro-jojaro (pelayan) berbaju cele dan dimanjakan dengan interior café yang
unik yaitu perpaduan etnik dan nostalgia tahun 80-an dan 90-an. Kursi-kursi dan
pajangan di café ini bernunsa etnik sementara dinding café yang berwarna hijau
muda dihiasi foto-foto musisi, artis maupun
tokoh terkenal asal Maluku atau yang memiliki darah Maluku seperti Daniel
Sahuleka, Broery Marantika, Vengaboys, Glenn Fredly, dan lainnya.
Di Sibu-Sibu Café pengunjung
dapat menikmati secangkir kopi hangat ditemani musik Maluku yang dibawakan
penyanyi dari Maluku dari segala Zaman mulai dari tahun 70-an sampai sekarang.
Koleksi musik yang ada di Sibu-Sibu Café seperti
musik Hawaiian, folks, pop dan jazz. Setiap harinya, dari pagi hingga malam
hari café ini tidak pernah sepi pengunjung.
Kopi rarobang merupakan menu
utama dan paling dicari di sibu-sibu Café. Kopi ini terbuat dari biji kopi
robusta diolah secara tradisional. Kopi
ini dicampur dengan bubuk cengkeh, jahe dan ditaburi kacang kenari sebagai
toping. Campuran bahan-bahan tersebut menghasilkan aroma kopi yang unik
dan tidak akan terlupakan.
Untuk bisa menikmati
secangkir Kopi rarobang, Anda hanya mengeluarkan Rp15.000,- saja. Kopi rarobang
sangat nikmat jika ditemani penganan tradisional Ambon seperti kasbi, koyabu,
bruder sageru, pulut unti dan pulut siram.
Berbagai juice dan cemilan juga tersedia di Sibu-Sibu Café. Café ini menjual
pula sovenir khas Maluku atau
membawa pulang kopi Rarobang yang sudah dikemas dalam bungkusan
9.
Ngurtafur
Bercerita mengenai Indonesia
bagian timur dengan sejuta pesona dan keajaibannya
serasa tidak ada ujungnya. Mulai dari keindahan langitnya yang bersih
membentang biru hingga pesona pantainya yang bagaikan surga di muka Bumi.
Representasi keindahan itu salah satunya
dapat Anda nikmati di Provinsi Maluku,
pulau yang selain dikenal dengan sejarah rempah-rempahnya itu memiliki
keindahan pesisir dan surga bawah laut nan menawan.
Di Maluku ada sebuah pantai unik dengan
pemandangan laut biru luas yang luar biasa. Pantai itu bernama Ngurtafur dan
terletak di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Kepulaun Kei sendiri merupakan gugusan pulau yang berada di antara
Laut Seram, Laut Banda dan Laut Arafuru. Kepulauan ini terbagi dua yaitu Pulau
Kei Besar dan Pulau Kei Kecil.
Pantai Ngurtafur memang belum
seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi
keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah.
Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau
memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa
sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih
halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di
Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat
penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu
jenis ini dilindungi dan memiliki
penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF. Bahkan, jika
beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang
sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di
Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini
merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi
oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya
sentuhan pasir pantai di telapak
kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang
dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona,
pemandangan bawah lautnya pun akan
memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari
atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah
ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur
memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda
tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.
10. Pantai Ora
Sebagai
negara kepulauan, Indonesia dianugerahi banyak pantai indah dan menunggu Anda
menyambanginya. Salah satu pantai di Maluku Tengah yang patut untuk dikunjungi adalah Pantai Ora. Sejauh mata memandang,
pesona keindahan pantai ini layak disejajarkan dengan pantai-pantai indah
lainnya seperti Pantai Boracay di Filipina atau Pantai Bora-Bora di Samudera
Pasifik.
Pantai Ora berada di Desa Saleman,
Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. Di pantai ini terdapat sebuah resort
bernama Ora Beach Resort yang memiliki
6 buah cottage dan semuanya terbuat dari kayu beratap jerami. Setiap cottagenya
bisa memuat sampai 3 orang.
Ora
Beach Resort merupakan satu-satunya penginapan yang berdiri tepat di atas
perairan Pantai Ora. Istimewanya dari resort ini adalah latar belakang cottage
yang merupakan Perbukitan Taman Nasional Manusela. Perpaduan cottage kayu yang berdiri di atas air
jernih berwarna hijau kebiruan dan latar belakang perbukitan hijau menjadikan
pemandangan di Pantai Ora begitu fantastis.
Pesona
lain dari panti ini adalah kehidupan biota lautnya. Terumbu karang atau koral
di pantai ini beraneka ragam dan berwarna warni begitu juga dengan ikannya.
Karena airnya yang begitu jernih, koral dan ikan-ikan yang sedang berrenang kian kemari bisa Anda
lihat langsung dari atas perahu, sungguh menakjubkan.
Ketika cuaca cerah pemandangan di
Pantai Ora sangat indah bahkan saat malam hari. Bayangkan, Anda duduk di
dermaga dan menikmati kerlap kerlip bintang
di langit yang bersinar layaknya mutiara. Jangan lupa membawa kamera untuk
mengabadikan keindahan langit malam di Pantai Ora ini.
Karena
lokasinya yang terpencil atau jauh dari keramain, pantai ini sangat cocok bagi mereka yang mendamba
ketenangan dari kesibukkan, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bagi pengantin
baru maka pastinya pantai ini bisa menjadi tempat sempurna untuk berbulan madu.
Bagus banget gan artikelnya.. tempat wisata indonesia
BalasHapus