Sabtu, 13 Desember 2014

Maluku

Maluku


Maluku memiliki taman bawah laut yang sangat indah, pantai tropis menawan, dan pegunungan vulkanik yang dikelilingi hutan. Pulau ini merupakan pulau rempah-rempahyang terkenal dan telah menarik banyak pedagang dari India, Cina, Arab, dan Eropa untuk mencari cengkeh dan pala. Tahun 1511, bangsa Portugis membangun benteng pertama mereka di pulau Ternate, dan berhasil memonopoli perdagangan cengkeh. Kedatangan Belanda tahun 1599, merupakan ancaman serius bagi Pourtugis yang mengontrol kekayaan alam maluku. Konflik bersenjata pun pecah, mereka mengambil bea cukai yang besar dari rakyat Maluku. Belanda akhirnya muncul sebagai pemenang, kemudian mereka memonopoli perdagangan dengan tangan besi. Seluruh desa diratakan dengan tanah dan ribuan peduduk pulau mati, terutama di pulau Banda. Inggris kemudian  menduduki Maluku selama Perang Napoleon, namun tahun 1814 dikembalikan dan tidak sampai tahun 1863 tanam paksa rempah-rempah dihapuskan di provinsi ini.
Saat ini ikan dan produk laut lainnya merupakan sumber utama pendapatan masyarakat Maluku. Ada juga nikel, minyak, mangan, dan berbagai jenis kayu sebagai komoditas daerah.


Sejarah

Nama Maluku diperkirakan berasal dari Arab yaitu ‘Jazirat al-Muluk’, yang berarti tanah banyak raja. Hal ini dimungkinkan karena Maluku memiliki kerajaan-kerajaan seperti Ternate, Tidore, Bacan, dan lain-lain. Kora-kora, merupakan armada laut mereka yang terkenal kuat, dilengkapi dengan kano perang yang mampu menjelajahi Laut Sulawesi dan Papua saat masa keemasan mereka. Para Raja mendapatkan kekayaan mereka dari rempah-rempah, terutama cengkeh. Saat itu harga Cengkeh dan rempah-rempah sangat mahal karena kemampuannya mengawetkan makanan tidak seperti sekarang dengan adanya lemari es.

Saat itu Rempah-rempah juga digunakan sebagai obat dan Eropa tanaman ini tidak bisa tumbuh. Pengiriman rempah-rempah ke Eropa harus melewati rute yang rumit, inilah yang menyebabkan harganya menjadi sangat mahal. Kemudian bangsa-bangsa Eropa berpikir harga rempah-rempah akan lebih murah jika mereka datang langsung ketempat asalnya. Dari sinilah sebuah era kolonialismepun dimulai.

Portugis datang pertama kali tahun 1510 danmereka berusaha untuk  memonopoli perdagangan di Maluku.
Berikutnya Spanyol pun datang dan keduanya harus berjuang menghadapi perlawanan kerajaan Ternate dan Tidore hingga tidak lama kemudian mereka pun menyerah.

Belanda kemudian datang  dengan bekal keuangan dan persenjatan yang lebih baik.Mereka juga berpengalaman dalam administrasi perdagangan dan lebih keras terhadap masyarakat Maluku. Penduduk yang menolak untuk bekerja sama di pulau Banda  dibantai dengan kejam, dan sebagian dipekerjakan sebagai budak.

Selama kejatuhan VOC, Inggris kemudian memerintah di sini selama setahun tetapi hal ini menimbulkan masalah  karena Inggris menyelundupkan benih dari Maluku untuk ditanam di Malaysia dan Ceylon (Sri Lanka). Akibatnya Maluku tidak lagi menjadi pusat rempah-rempah karena pencari rempah-rempah dapat menemukannya di tempat lain yang lebih dekat.

Transportasi

Pintu masuk utama ke Maluku adalah melalui Ibu Kota Provinsi Ambondengan penerbangan reguler dari sebagian besar wilayah Nusantara. Transportasi Udara dan laut menghubungkan pulau-pulau dengan 79 pelabuhan dan 25 bandara. Tersedia juga akses ke banyak pulau-pulau terpencil yang menarik untuk Anda kunjungi.


Masyarakat dan Budaya

Berdasarkan sejarahnya masyarakat Maluku sangat beragam, terdiri dari bangsa melayu, India, Arab, cina, portugis, Bugis, dan Jawa. Masyarakat Ua-ulu memilih tidak berpakaian tradisional dimana prianya dapat dikenali dengan penutup kepala merah.

Kuliner

Banyak makanan laut dapat Anda ditemukan di sini. Cobalah ikan bakar atau yang dipanggang sambil Anda nikmati pemandangan indah Maluku.
.
Apabila Anda tertarik mencoba meramu makanan sendiri maka dapat membeli bahan-bahan segar di supermarket terdekat dan  toko kecil.


1.     Pantai Ngurbloat



Pernah menghayalkan diri Anda berada di sebuah pantai eksotis dengan hamparan pasir putih sehalus tepung? Pantai Ngurbloat bukanlah pantai halayan di negeri dongeng, pantai ini nyata adanya berlokasi di Desa Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara.
Pantai Ngurbloat juga dikenal dengan Pantai Pasir Panjang oleh masyarakat setempat. Nama tersebut mungkin berasal dari bentang pesisir pantainya yang mencapai 5 kilometer mulai dari Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof hingga Pantai Ngursamadan di Ohoililir, Kecamatan Kei Kecil. Hamparan pasir putih di pantai ini begitu lembutnya, bahkan National Geographic mendapuknya sebagai pasir pantai terhalus di Asia. Pemerintah Maluku Tenggara pun kini menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu destinasi andalah mereka.
Sepanjang pesisir pantai, pepohonan kelapa berjajar melengkapi indahnya laut biru yang akan membuai Anda untuk betah berlama-lama menikmati setiap keindahan di pantai ini. Di tempat ini Anda pun bisa bermain voli atau sepak bola pantai. Menyaksikan nelayan setempat yang sedang mencari ikan di kejauhan tentunya bisa menemani penantian Anda pada Matahari yang terbenam. Pemandangan mentari ke peraduannya di pantai ini sangatlah indah. Saksikan bagaimana perubahan warna langit dari biru menjadi kuning keemasan merupakan pengalaman mengasyikkan. Siapkan pula kamera Anda untuk mengabadikan proses pergantian warnanya yang elok itu.

2.     Pulau Banda




Sejak abad pertama Masehi, kepulauan Banda telah menjadi produsen tunggal rempah-rempah seperti pala dan fuli. Pulau Banda dikunjungi oleh banyak kapal dari Cina, India, dan Arab. Rempah-rempah ini sangat berharga dan dijual dengan keuntungan yang sangat besar di pasar dunia saat itu.
Masyarakat Banda sangat bertumpu pada sumber daya alam rempah rempah hingga berubah setelah Belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia. 
Meskipun memiliki reputasi besar, Pulau Banda hanya sekumpulan pulau kecil yang terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh pulau yang  lebih kecil. Kepulauan ini bertengger di tepi jurang bawah laut terdalam Indonesia yaitu Laut Banda. Perairan di sini dapat mencapai kedalaman lebih dari 6.500 meter. 
Dua pulau terbesar yaitu Banda Besar dan Naira, ditumbuhi banyak pohon pala. Pulau ketiga, yaitu Gunung Api atau 'puncak api' merupakan gunung berapi aktif. Di perairan sekitar pulau-pulau ini Anda akan menemukan beberapa taman bawah laut paling spektakuler. Anda dapat menikmati keindahan karang dan ikan berwarna-warni, berenang di air sebening kristal, menyelam, snorkeling, atau bahkan sekadar tamasya saja sudah cukup memuaskan hasrat berwisata bahari Anda.

Terletak 132 km tenggara Ambon, kepulauan ini merupakan daerah terpencil namun sangat indah. Dengan terumbu karang berwarna warni, perairan laut hangat, dan kehidupan laut yang eksotis. Banda adalah surga bagi para penyelam dari seluruh dunia untuk menjelajahi sebuah tempat menyelam yang paling terpencil dan sangat alami di dunia.

Saat ini, Banda telah menyihir para penyelam, pelaut, dan kapal pesiar dari seluruh dunia dengan keindahan alamnya. Baik di atas maupun di bawah laut, keindahan Banda dapat disejajarkan dengan keindahan Raja Ampat di Papua, sebuah surga wisata bahari lain di Indonesia Timur.

Kepulauan Banda merupakan salah satu tujuan wisata Indonesia yang paling populer bagi para penyelam. Baik penyelam ahli maupun pemula. Semua dapat menyelam dari laguna dangkal di antara Bandaneira dan Gunung Api hingga ke dinding vertikal di Pulau Hatta. 

Kemanapun Anda pergi berkeliling di sini, maka akan menemukan pemandangan tropis yang menakjubkan, sejarah yang luar biasa, penduduk yang ramah, dan beragam terumbu karang yang masih alami.

Scuba diving masih relatif baru di sini, tapi penyelam yang sudah ahli tidak harus bekerja keras untuk menemukan keindahannya.
Bawah laut sekitar Ambon dan pulau terdekat Saparua memiliki beberapa tempat menyelam dengan reputasi mendunia. Ketika Anda menjelajahi permukaan bawah laut maka Anda akan melihat segalanya mulai dari hiu, kura-kura besar, ikan napoleon wrasse, ikan kerapu raksasa, tuna, sinar mobula, cepluk redtooth, berbagai spesies ikan paus, lumba-lumba pemintal, dan kerabat dekat lobster besar, hingga ikan karang yang  jinak atau ikan endemik lepu ambon.

Datanglah ke Pulau Banda dan kunjungi oleh Anda rahasia yang tersimpan di Indonesia Timur ini. Meski penerbangan kesini tidaklah sering namun penantian Anda akan terbayar dengan keindahan surga tropis yang ideal ini.

3.     Ambon Manise



Menyebut ungkapan Ambon Manise sejatinya tepat bila diasosiasikan dengan wanita dan pria suku Ambon yang berparas cantik dan rupawan. Jajaran kaum selebriti nasional banyak dihiasi oleh wajah-wajah eksotis asal Kota Ambon di tanah Maluku ini. Sebutan itu bukan tanpa alasan, dan yang pasti adalah karena alamnya yang subur, berlimpah kekayaan di setiap dalamnya akar yang menancap, tingginya dahan dan ranting yang menjalar, termahsyur hingga sisi daratan dan lautan di tanah Asia, Arab, Afrika, dan Eropa. Belum lagi corak warna dan bentuk biota lautnya yang tak berbanding, nampak dari tepian perahu kayu, atau saat ada di kedalaman palungnya yang curam. Ambon, Maluku adalah bagian dari serambi pintu wisata timur Indonesia.
Dikenal sejak ratusan tahun lalu, Ambon merupakan surga yang dituju oleh pelaut dan penjelajah bangsa Eropa. Sejak itu pula penyatuan ras dan budaya Eropa dengan Ambon Melanesia terjadi. Suku asli Alifuru mulai dikenal. Para pedagang Cina abad ke-7 dan di era Dinasti Ming di abad ke-14 sampai 16 Masehi, menggambarkan daerah Ambon kepulauan sebagai oasis di tengah lautan. Suku bangsa di kepulauan sekitar seperti Jawa, Sumatra, Minahasa, dan Buton, pun menyinggahi Ambon. Belum lagi bangsa Arab di abad ke-9 yang tidak saja menjadikan daerah ini sebagai pemasok, tapi juga kampung halaman baru.
Ambon, kota di sebuah pulau yang memiliki nama yang sama, menyimpan sisa-sisa perjalanan sejarah dunia, mulai dari berdirinya kerajaan Islam, masuknya bangsa Portugis dalam era perdagangan, dan disusul kolonialisme bangsa-bangsa Eropa lainnya, pergeseran kekuasaan ke tangan Jepang, dan mencapai kemerdekaan.
Semua terjadi di daerah yang tidak lebih luas dari Jakarta dengan jumlah penduduk yang hanya 5%-nya saja.

4.     Saumlaki


Di suatu tempat di perairan timur Indonesia, antara Pulau Aru dan Kepulauan Kei di bagian timur, serta Pulau Timor di sebelah baratnya, berdirilah sebuah kepulauan nan indah bernama Tanimbar. Kepulauan ini terdiri dari 65 pulau-pulau kecil sebagai bagian dari provinsi Maluku. Beberapa pulau yang dikenal adalah Fordate, Larat, Molu, Maru, Wotap, Wuliaru, Selu, Sera, Selaru, dan yang terbesar adalah Yamdena.
Berlayar dari Darwin, Australia menuju Laut Banda dengan Bandaneira atau  Ambon sebagai tujuannya maka Saumlaki di Pulau Yamdena yang berhutan lebat adalah perhentian pertama yang sanggup menyegarkan pikiran dan perasaan Anda. Saumlaki dikenal sebagai kota terbesar di Tanimbar yang berkembang dengan pengaruh kental Misionaris Kristen sejak tahun 1629.
Letak Saumlaki berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar. Kota ini adalah ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat setelah pemekaran tahun 1999. Mayoritas penduduknya tinggal di daerah pantai dengan daratan kapur dan karang.
Pelabuhan Saumlaki terletak di pantai selatan Yamdena. Di bagian barat pulau ini masih berawa dan sedikit berbukit di bagian timurnya. Tempat tinggal penduduk di pesisir pantainya begitu terlihat damai, menara gereja muncul di antara pepohonan rimbun yang gagah menghadap kota. Dua pertiga dari penduduk Tanimbarese adalah pemeluk agama Katolik dan Kristen. Sisanya adalah Islam, Budha, dan aliran kepercayaan animisme.
Pelancong masa lalu mengatakan bahwa penduduk setempat kurang ramah dibandingkan dengan penduduk di Maluku. Sebagai daerah yang hampir terisolasi di Maluku, Tanimbar masih memaksakan diri untuk memperbaiki keterbatasan fasilitas layanan umum. Kota Saumlaki sendiri dibangun di sekitar jalan utama dengan gaya ruko Cina yang tidak biasa.
Meskipun atraksi di sekitar pulau-pulau kurang populer namun petualang mungkin dapat menemukan jejak historis dan berinteksi akrab dengan penduduknya.

5.     Pombo


Maluku memang sangat beruntung dianugerahi deretan pulau nan indah memesona. Layak kiranya apabila Maluku dijuluki sebagai ‘Provinsi Seribu Pulau’. Salah satu pulau yang indah untuk disambangi di sini adalah Pulau Pombo. Lokasinya sekitar 20 menit dari Kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku.
Secara geografis Pulau Pombo berada di tengah-tengah Pulau Ambon dan Pulau Haruku. Sementara secara administratif seluruh kawasan di Pulau Pombo masuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Menurut penduduk setempat kata ‘pombo’ berasal dari bahasa Portugis yang berarti ‘merpati’. Oleh karena itu, Pulau Pombo dikenal juga dengan nama Pulau Merpati. Di daratan Pulau Pombo tidak ada terdapat perumahan penduduk dengan kata lain pulau ini tidak berpenghuni.
Pulau Pombo menyuguhkan wisata bawah laut yang menakjubkan sekaligus menjadi cagar alam mini. Di sini tersimpan kekayaan biota laut dan keindahannya yang menjadi modal untuk menarik wisatawan terutama penyelam dari seluruh penjuru dunia.
Sumber daya alam laut Pulau Pombo telah berperan penting bagi keberlangsungan alam Provinsi Maluku Tengah. Selain itu, kawasan ini juga telah dijadikan lokasi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan budidaya alam bawah laut.
Kawasan laut Pulau Pombo berupa atol dan rangkaian batu karang besar dan kecil, air lautnya yang jernih sangat memungkinkan Anda untuk melihat pemandangan dasar lautnya. Ketika musim air laut surut tiba, bebatuan karang yang sebelumnya bersembunyi di dasar laut akan muncul ke pemukaan membentuk sebuah pemandangan memesona sekaligus langka.
Ketika menyelam ke dasar perairan Pulau Pombo maka Anda akan menyaksikan kekayaan biota lautnya, mulai dari berbagai jenis ikan, kerang, rumput laut, hingga terumbu karang beragam bentuk yang unik. Jenis ikan yang bisa ditemukan di sini antara lain: ikan puri (Stolephorus sp.), momar (Decapterus sp.), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae) serta moluska seperti kima (Tridacnidae), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp.), bia gengge (Nautilus pompilius), japing-japing (Pinctada margaritifera), dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae. Di sini juga terdapat moluska seperti kima (Tridacnidae), lola (Trochus niloticus), bia gengge (Nautilus pompilius), dan triton trompet (Charonnia tritonis). Semua moluska tersebut sudah berada dalam lindungan pemerintah (SK. Menhut No. 12/Kpts-II/).
Di darat pulau ini terpampang keindahan yang memesona. Daratan Pulau Pombo merupakan tempat singgah dan sarangnya hewan endemik Maluku yaitu burung Pombo (Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.

6.     Banda Neira




Berkunjung ke Maluku tidak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri bergegas mengunjungi salah satu pulau memesona di Kepulauan Banda yaitu Pulau Banda Neira.  Pulau-pulau di bagian timur Indonesia memang dikenal menyimpan keindahan membuat decak kagum pengunjungnya.
Ada banyak hal dan tempat menarik yang bisa Anda temui di Pulau Banda Neira. Pulau Banda Neira atau lebih dikenal sebagai Bandanaira terletak di Pulau Neira dan merupakan kota yang di Kepulauan Banda yang berfungsi sebagai pusat administratif dari Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Banda Neira memiliki nuansa kota tua dimana dahulu merupakan pusat pedangang. Para saudagar melakukan jual beli pala dan fuli yang saat itu merupakan komoditi paling banyak dicari di Kepulauan Banda dan menjadi asal sumber rempah-rempah hingga pertengahan abad ke-19. Karena rempah-rempah juga banyak terjadi pembantaian penduduk lokal di Banda Neira yang dilakukan oleh VOC kala itu. Bahkan, mereka juga membawa sebagian penduduk Banda Neira ke Batavia untuk dijadikan budak.
VOC kala itu turut membangun kota Banda Neira dengan mendirikan bangunan istana bernama Istana Mini Neira. Istana tersebut kala itu berfungsi sebagai tempat tinggal Gubernur VOC. VOC lebih dahulu membagun istana ini setahun seblum pembangunan Istana Negara di Batavia (Jakarta).
Istana Mini Neira menjadi satu-satunya banguan besar dan indah saat itu di kawasan ini. Berikutnya di sekitarnya banyak dibangun rumah besar sebagai tempat tinggal dari petinggi orang Eropa yang datang ke pulau ini. Bangunan ibarat masion-mansion tersebut memiliki arsitektur Eropa yang khas.
Untuk bertahan dari serangan musuh, tahun 161, Jenderal VOC Piether Both yang saat itu ditugaskan untuk memonopoli perdagangan di Banda Neira membangun Benteng Belgica sebagai pertahanan. Tidak jauh darinya terdapat Benteng Nassau. Berbeda dengan Benteng Belgicia, benteng ini pertama kali dibagun oleh Portugis tahun 1529.
Pada tahun 1936 Banda Neira  sempat menjadi tempat pembuangan tokoh penting pejuang kemerdekaan Indonesia, yaitu Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.
Tidak hanya jejah sejarah Banda Neira yang mengagumkan, perairannya menyimpan kekayaan biota laut yang memesona. Titik menyelam di perairan Banda Neira merupakan surga bagi mereka yang menggilai aktifitas menyelam. Total terdapat 22 lokasi menyelam di perairan Banda Neira, di antaranya adalah: Tanjung Barat Pulau Pisang, Selamo Village (Pulau Banda Besar), Tanjung Burang (Pulau Banda Besar), Batu Kapal, Mandarin City (Jetty Reef)  dan Pasir Putih (Lighthouse Pulau Neira).
Selain menyelam Anda juga bisa melakukan snorkeling untuk menikmati indahnya terumbu karang dengan berbagai bentuk. Terdapat sekira 350 jenis biota laut termasuk ikan, kerang purba, rumput laut, Moluska, Gurita, Udang, Kepiting, penyu, dan terumbu karang. 

7.     Gunung Api Banda



Salah satu Pulau yang patut disinggahi ketika berkunjung ke Kepulauan Banda adalah Pulau Gunung Api Banda. Pulau Gunung Api Banda merupakan sebuah pulau yang keseluruhan daratannya adalah gunung api vulkanis. Pulau Gunung Api Banda terletak di Laut Banda dan secara administratif masuk ke dalam Kecamatan Banda, Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Gunung Api Banda memiliki ketinggian sekira 656 meter di atas permukaan laut dengan luas 734,46 ha. Tahun 1988 gunung ini sempat meletus dan telah merusak sebagian terumbu karang dan biota di Pulau Banda Besar. Akan tetapi, menurut penelitian UNESCO, justru akibat letusan Gunung Api Banda tersebut ternyata menjadikan pertumbuhan terumbu karang di tempat ini paling cepat didunia. Petumbuhan terumbu karang di Pulau Banda Besar hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 tahun sedangkan di tempat lain, petumbuhannya bisa mencapai puluhan tahun.
Karena potensi hayati alam bawah laut dan juga daratan di Kepulauan Banda maka tahun 1992 pemerintah setempat menetapkan Pulau Gunung Api Banda sebagai kawasan taman wisata alam. Keputusan tersebut tecantum dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 1135/Kpts-II/1992.
Daratan Pulau Gunung Api Banda selain memiliki panorama yang indah, juga dihuni beberapa satwa seperti beragam jenis burung endemik, kus-kus (Phalanger orientalis) dan beberapa flora termasuk pohon pala (Myristica fragrans), anggrek, dan flora lainnya sebagai hasil suksesi alami yang ikut menjadikan gugusan pulau ini semakin memesona. Ketika Anda tiba di sini maka bersiaplah disuguhi pemandangan pantai dan laut yang akan menawan hati .

8.     Sibu-Sibu Café



Maluku, sebuah provinsi di timur Indonesia ini memiliki keistimewaan tersendiri di hati setiap penduduk dan pengunjungnya. Ambon begitu nama ibu kota provinsi ini yang juga dikenal dengan sebutan “Ambon Manise”. Selain sangat dikenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah, Maluku juga dikenal sebagai penghasil sederatan musisi handal nasional dan internasional. Sebut saja Daniel Sahuleka, seorang musisi jazz Belanda, kemudian ada juga Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Melly Manuhutu, Harvey Malaiholo, Broery Pesulima, Bob Tutupoly dan bahkan salah satu anggota grup vokal Vengaboys yang terkenal pada era 90an bernama Kim Sasabone. Di provinsi ini pula Anda dapat menikmati kemistisan Tari Bambu Gila dan kemegahan tari perang yaitu Tari Cakalele serta di sini pula Anda akan menemukan berbagai pesona alam yang eksotis.
Sebelum memulai pertualangan Anda, sempatkan diri untuk mengekplorasi Kota Ambon yang merupakan pintu gerbang menuju ke keindahan Maluku. Di sini, ada banyak hal bisa dikunjungi dan dilihat, salah satunya adalah Sibu-Sibu Café. “Belum ke Maluku, Kalau Belum Mampir ke Sibu-Sibu”, begitu bunyi sepenggal mantra untuk menarik perhatian setiap orang yang berkunjung atau hendak berkunjung ke Maluku. Sibu-sibu café atau yang juga dikenal dengan Walang Kopi Sibu-Sibu berdiri awal April 2006. Café ini merupakan wujud kecintaan seorang wanita asli Maluku bernama June Manuhut terhadap seni dan budaya serta tanah Maluku.
Sibu-sibu yang dalam bahasa Maluku berarti “angin sepoi-sepoi” dan dalam bahasa Melayu Ambon disebut “Hail buang lansyik” yang berarti rumah tempat melepas suntuk. Sibu-Sibu Café adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan bercengkrama dengan teman-teman.
Meskipun hanya sebuah café untuk besantai namun Sibu-sibu Café bukan sekedar café biasa. Café ini merupakan media presentasi dari seni dan budaya Maluku. Jika ditatap dari luar, café ini tampak biasa-biasa saja namun begitu melangkahkan kaki ke dalamnya maka Anda akan disambut oleh jojaro-jojaro (pelayan) berbaju cele dan dimanjakan dengan interior café yang unik yaitu perpaduan etnik dan nostalgia tahun 80-an dan 90-an. Kursi-kursi dan pajangan di café ini bernunsa etnik sementara dinding café yang berwarna hijau muda dihiasi foto-foto musisi, artis maupun tokoh terkenal asal Maluku atau yang memiliki darah Maluku  seperti Daniel Sahuleka, Broery Marantika, Vengaboys, Glenn Fredly, dan lainnya.
Di Sibu-Sibu Café pengunjung dapat menikmati secangkir kopi hangat ditemani musik Maluku yang dibawakan penyanyi dari Maluku dari segala Zaman mulai dari tahun 70-an sampai sekarang. Koleksi musik yang ada di Sibu-Sibu Café seperti musik Hawaiian, folks, pop dan jazz. Setiap harinya, dari pagi hingga malam hari café ini tidak pernah sepi pengunjung. 
Kopi rarobang merupakan menu utama dan paling dicari di sibu-sibu Café. Kopi ini terbuat dari biji kopi robusta diolah secara tradisional. Kopi ini dicampur dengan bubuk cengkeh, jahe dan ditaburi kacang kenari sebagai toping.  Campuran bahan-bahan tersebut menghasilkan aroma kopi yang unik dan tidak akan terlupakan.
Untuk bisa menikmati secangkir Kopi rarobang, Anda hanya mengeluarkan Rp15.000,- saja. Kopi rarobang sangat nikmat jika ditemani penganan tradisional Ambon seperti kasbi, koyabu, bruder sageru, pulut unti dan pulut siram. Berbagai juice dan cemilan juga tersedia di Sibu-Sibu Café. Café ini menjual pula sovenir khas Maluku atau membawa pulang kopi Rarobang yang sudah dikemas dalam bungkusan

9.     Ngurtafur



Bercerita mengenai Indonesia bagian timur dengan sejuta pesona dan keajaibannya serasa tidak ada ujungnya. Mulai dari keindahan langitnya yang bersih membentang biru hingga pesona pantainya yang bagaikan surga di muka Bumi. Representasi keindahan itu salah satunya dapat Anda nikmati di Provinsi Maluku, pulau yang selain dikenal dengan sejarah rempah-rempahnya itu memiliki keindahan pesisir dan surga bawah laut nan menawan.
Di Maluku ada sebuah pantai unik dengan pemandangan laut biru luas yang luar biasa. Pantai itu bernama Ngurtafur dan terletak di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Kepulaun Kei sendiri merupakan gugusan pulau yang berada di antara Laut Seram, Laut Banda dan Laut Arafuru. Kepulauan ini terbagi dua yaitu Pulau Kei Besar dan Pulau Kei Kecil.
Pantai Ngurtafur memang belum seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah. Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF.  Bahkan, jika beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya sentuhan pasir pantai di telapak kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona, pemandangan bawah lautnya pun akan memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.

10.  Pantai Ora




Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianugerahi banyak pantai indah dan menunggu Anda menyambanginya. Salah satu pantai di Maluku Tengah yang patut untuk dikunjungi adalah Pantai Ora. Sejauh mata memandang, pesona keindahan pantai ini layak disejajarkan dengan pantai-pantai indah lainnya seperti Pantai Boracay di Filipina atau Pantai Bora-Bora di Samudera Pasifik.
           Pantai Ora berada di Desa Saleman, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. Di pantai ini terdapat sebuah resort bernama Ora Beach Resort yang memiliki 6 buah cottage dan semuanya terbuat dari kayu beratap jerami. Setiap cottagenya bisa memuat sampai 3 orang.

Ora Beach Resort merupakan satu-satunya penginapan yang berdiri tepat di atas perairan Pantai Ora. Istimewanya dari resort ini adalah latar belakang cottage yang merupakan Perbukitan Taman Nasional Manusela. Perpaduan cottage kayu yang berdiri di atas air jernih berwarna hijau kebiruan dan latar belakang perbukitan hijau menjadikan pemandangan di Pantai Ora begitu fantastis.

Pesona lain dari panti ini adalah kehidupan biota lautnya. Terumbu karang atau koral di pantai ini beraneka ragam dan berwarna warni begitu juga dengan ikannya. Karena airnya yang begitu jernih, koral dan ikan-ikan yang sedang berrenang kian kemari bisa Anda lihat langsung dari atas perahu, sungguh menakjubkan.
           Ketika cuaca cerah pemandangan di Pantai Ora sangat indah bahkan saat malam hari. Bayangkan, Anda duduk di dermaga dan menikmati kerlap kerlip bintang di langit yang bersinar layaknya mutiara. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan keindahan langit malam di Pantai Ora ini.

Karena lokasinya yang terpencil atau jauh dari keramain, pantai ini sangat cocok bagi mereka yang mendamba ketenangan dari kesibukkan, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bagi pengantin baru maka pastinya pantai ini bisa menjadi tempat sempurna untuk berbulan madu.

1 komentar: