RIAU
Riau berada di bagian Timur Pulau Sumatra dan merupakan rumah bagi bangsa
Melayu. Karya sastra Melayu pertama yaitu Bustanul Katibin ditulis oleh Raja
Ali Haji (1850-1851 M) dan diterbitkan di Riau tahun 1857. Buku ini merupakan
kitab kompilasi juru tulis bagi kanak-kanak yang mendeskripsikan tata cara
penulisan bahasa Melayu dengan ejaan Arab-Melayu (Jawi).
Dari wilayah Riau inilah lahir dasar bagi Bahasa Indonesia. Bahasa Melayu
Riau sebagai bahasa pengantar utama masyarakat Riau mempunyai sejarah yang
cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu. Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa
internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya
sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara.
Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi dan
geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis karena terletak pada jalur
perdagangan Regional dan Internasional. Ibu kota Riau sejak tahun 1959 adalah
Pekanbaru dimana sebelumnya berada di Tanjung Pinang yang terletak di Pulau
Bintan.
Provinsi Riau sebelum dimekarkan menjadi 2 provinsi mempunyai luas
235.306 Kilometer persegi atau 71,33 persen merupakan daerah lautan dan hanya
94.561,61 Kilometer persegi atau 28,67 persen daerah daratan. Setelah terjadi
pemekaranan wilayah dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau pada 1 Juli
2004 menjadi provinsi ke 32 di Indonesia maka Provinsi Riau yang dulunya
terdiri dari 16 Kabupaten/Kota sekarang hanya tinggal 11 Kabupaten/Kota.
Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar
antara 2000-3000 mm/tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim
hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari. Suhu udara rata-rata di Kota
Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6° Celcius dalam interval 23,4-33,4°
Celcius.
Riau memiliki banyak objek wisata yang dapat Anda kunjungi. Sebut saja Pulau
Jemur yang merupakan gugusan pulau-pulau yang indah terletak 45 mil dari
Bagansiapiapi. Anda dapat juga menjelajahi alam bebas di Taman Nasional bukit
Tiga Puluh dengan kekayaan dan keunikan ekosistem hutan hujan tropika dataran
rendah yang merupakan peralihan hutan rawa dan hutan pegunungan.
Ada juga objek wisata Bono, terletak di Desa Teluk Meranti, sebuah lokasi
dengan fenomena air laut yang mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai
Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi dan
menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim
pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari
tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap
hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek wisata ini
adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan wisata bahari lainnya yang
mengesankan.
Pantai Rupat Utara Tanjung Medang menawarkan Anda pesona harmoni alam
pesisir dengan pasir putih dan bersih, kejernihan air laut, dan deburan ombak
yang berukuran sedang, sebuah tempat sempurna untuk berwisata bahari. Ada juga
Air terjun Aek Mertua yang sering disebut air terjun tangga seribu karena
memilki air terjun yang bertingkat-tingkat, sungguh mengagumkan untuk
dinikmati.
Objek wisata bahari di Kabupaten Siak yang memiliki panorama indah menawan.
Di sekitar danau masih ditemukan hutan yang masih asli. Kondisi danau maupun
hutan di sekitar danau berstatus Suaka Marga Satwa luasnya mencapai 2.500
hektar. Di sini masih terdapat berbagai aneka jenis satwa dan tumbuhan langka.
Sumber daya hayati yang terdapat di danau ini seperti pinang merah, ikan arwana
dan ikan Balido yang dilindungi. Keanekaragaman jenis satwa liar di Suaka Marga
Satwa danau Pulau Besar dan danau Bawah merupakan kekayaan tersendiri sebagai
objek wisata di Riau Daratan.
Bila Anda tertarik dengan wisata budaya dan wisata sejarah dipastikan
tersedia hal menarik di Riau. Seperti Upacara Bakar Tongkang telah menjadi
wisata nasional bahkan internasional. Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi,
Perahu Baganduang, Ritual Petang Megang, Masjid An-Nur di Pekanbaru, Masjid
Raya Senapelan, Gedung Juang 45 Riau, Istana Siak Sri Indrapura, Candi Muara
Takus, dan Benteng Tujuh Lapis.
Ada oleh-oleh yang tepat untuk Anda bawa pulang selepas mengunjungi Riau
yaitu kerajinan daerahnya. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah
anyaman yang beraneka ragam erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia.
Kerajinan anyaman dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang
rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah dan daun Rumbia. Hasil anyaman ini
berupa; bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat,
tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai,
pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah berupa tenunan yang
sangat terkenal yaitu tenunan Siak. Tenunan siak ini mempunyai motif yang khas,
sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan
dengan peralatan tradisional. Bila Anda ingin wisata belanja maka dapat
mengunjungi Pasar Bawah, Pasar tradisional dan pasar terapung di
Tembilahan.
Bila Anda tertarik dengan wisata minat khusus
maka dapat mengunjungi Balai Adat Melayu Riau dan Balai Adat Melayu Indragri
Hulu, desa wisata Buluh Cina, atau Tugu Tepak Sirih di Dumai.
Pastikan Anda mengunjungi objek wisata lainnya
di Riau mulai kota dari Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten
Kuantan Singingi (Kuansing), Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri
Hulu, Rokan Hulu, dan Rokon Hilir.
Sejarah
Pada abad ke-16 pulau-pulau di Riau dikuasai oleh Kerajaan Melayu. Namun,
mereka sulit mempertahankan kekuasaan karena selain melawan bajak laut, mereka
juga harus menghadapi serangan Portugis, Belanda dan Inggris yang ingin
menguasai pintu masuk selatan Selat Malaka, sebuah wilayah yang yang strategis
untuk melakukan perdagangan dengan Cina dan India.
Sebelum Perang Dunia II minyak ditemukan di Pekanbaru. Sumur minyak pertama
dibuat di Minas sekitar 10-15 km dari Pekanbaru. Sampai saat ini, minyak
menjadi salah satu sumber penghasilan utama di Provinsi Riau.
Transportasi
Bandara Simpang Tiga adalah bandara yang sangat sibuk karena merupakan pintu
masuk bebas visa. Maskapai penerbangan Pelangi terbang ke Kuala Lumpur dan Silk
Air ke Singapura. Anda juga dapat menggunakan penerbangan domestik langsung
menuju Riau yang terdapat di Jakarta, Medan dan Batam. Selain itu, Anda juga
bisa menggunakan bus dan ada banyak agen di seluruh Riau yang menjual tiket kapal
laut ke Batam.
Masyarakat dan Budaya
Kebanyakan penduduk Riau merupakan suku Melayu.
Mereka dikenal dengan karakter yang ramah, hangat dan penuh kasih sayang,
mereka juga memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda. Terdapat beberapa suku
yang dilindungi di Riau dan suku yang paling terkenal adalah suku Sakai yang
masih hidup dan berkembang di dalam hutan.
Kuliner
Makanan tradisional orang Melayu bercita rasa
makanan yang pedas, namun Anda juga dapat menemukan berbagai macam makanan lain
disini. Makanan yang paling terkenal di Riau adalah kare. Orang Melayu memiliki
resep istimewa dengan bahan-bahan seafood. Bagi Anda tidak kuat makanan pedas,
jangan khawatir disini juga terdapat banyak western food dan fast food yang
tersebar di seluruh kota.
Menjadi
kota bisnis bukan berarti tidak ada tempat wisata
menarik di Pekanbaru. Berikut 10 tempat wisata di Pekanbaru yang
bisa Anda masukkan ke agenda saat berkunjung ke kota ini nanti:
1. Riau Fantasi
Riau
Fantasi adalah taman rekreasi terbesar dan terlengkap di Sumatera.
Tempat wisata yang dikenal juga dengan nama Labersa Water and Theme Park ini
memiliki luas sekitar 6,5 hektar. Sesuai namanya, tempat wisata di Pekanbaru
ini dibagi menjadi wahana basah dan wahana kering.
Di
wahana permainan air, ada beberapa jenis kolam dan papan seluncur air misalnya
saja Adventure Pool. Di kolam ini terdapat beberapa menara yang dihubungkan
dengan jembatan goyang. Ada juga sebuah ember raksasa menggantung yang mampu
menampung 3.000 liter air dan siap mengguyur Anda saat telah terisi penuh.
Selain itu, ada kolam dewasa dengan kedalaman 1,5 meter dan kolam anak dengan
kedalaman 30 cm dilengkapi pancuran air untuk bermain.
Untuk
wahana keringnya, ada berbagai permainan
yang menguji adrenalin seperti kora-kora, sky tower, wave blaster,
speedy coaster dan family swinger. Jika ingin permainan yang lebih santai, Anda
bisa mencoba komedi putar dan kereta wisata. Fasilitas pendukung di tempat
wisata ini selain mushola, toilet dan kafetaria adalah gazebo dan free WiFi.
Riau
Fantasi terletak di Jalan Labersa atau seitar 45 menit dari pusat kota
Pekanbaru. Untuk bisa menikmati wahana-wahana yang ada, Anda harus membayar
sebesar 60.000 Rupiah pada hari Senin – Jumat dan 70.000 Rupiah pada hari Sabtu
– Minggu.
2. Taman Rekreasi Alam Mayang
Tempat
wisata ini menawarkan wahana
rekreasi keluarga di alam terbuka. Taman Rekreasi Alam Mayang
dikelilingi oleh perbukitan,
udara sekitarnya sejuk sehingga cocok digunakan untuk bersantai bersama
keluarga. Dari sini, Anda juga bisa melihat Jembatan Leighton yang melintasi
Sungai Siak.
Di
sini, terdapat tiga buah kolam pancing yang bisa digunakan untuk memuaskan
kegemaran memancing Anda. Tak jarang tempat wisata di Pekanbaru ini dijadikan
lokasi pertandingan memancing yang diadakan pemerintah setempat. Selain
memancing, Anda bisa mencoba flying fox dan berbagai kegiatan outbound lainnya.
Untuk kegiatan yang lebih santai, ada sepeda air dan bola air raksasa yang bisa
Anda sewa.
Jika
membawa anak-anak, ada arena mandi bola, taman bermain anak dan studio film 3D
di tempat wisata seluas 24 hektar ini. Ada juga topeng monyet dan pertunjukan
sulap badut yang menghibur Anda dan keluarga.
Taman
Rekreasi Alam Mayang buka setiap hari pada mulai jam 08:00 sampai 18:00 dengan
harga tiket masuk 20.000 Rupiah per orang.
3. Danau Buatan Lembah Sari
Danau
ini terletak di Desa Limbungan yang berjarak 10 km dari pusat kota Pekanbaru.
Pada awalnya, danau
ini adalah sebuah bendungan irigasi yang digunakan untuk mengalirkan air ke
sawah-sawah warga sekitar. Sampai kemudian, bendungan buatan ini dijadikan
salah satu tempat wisata di Pekanbaru.
Dikelilingi
perbukitan, tempat wisata
keluarga ini cocok digunakan untuk piknik karena ada banyak
pepohonan dan udaranya sejuk. Selain menggelar tikar dan piknik, Anda bisa
menyewa perahu dayung dan sepeda air untuk berkeliling danau.
4. Kebun Binatang Sang Kulim
Kebun
binatang dengan luas 10 hektar ini menjadi tempat wisata di Pekanbaru yang
banyak dikunjungi keluarga di akhir pekan. Kebun Binatang Sang Kulim memiliki
banyak binatang yang bisa dikenalkan pada anak-anak mulai dari monyet, burung,
ular, landak dan masih banyak lagi.
Selain
mengamati koleksi binatang, ada arena bermain anak-anak seperti papan seluncur,
ayunan dan juga kolam pancing dan kolam renang anak. Jika beruntung, Anda juga
bisa naik gajah dengan biaya 10.000 Rupiah per 10 menit.
Kebun
Binatang Sang Kulim bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dari pusat kota
Pekanbaru. Untuk bisa masuk, Anda diharuskan membayar sebesar 20.000 Rupiah
untuk pengunjung dewasa dan 10.000 Rupiah untuk pengunjung anak-anak.
5. Istana Siak Sri Indrapura
Bergeser
sedikit dari pusat kota Pekanbaru, Anda bisa berkunjung ke Istana Siak Sri
Indrapura. Istana yang sekarang telah menjadi tempat wisata ini adalah sisa
peninggalan Kesultanan Siak yang merupakan kerajaan Islam terbesar di Riau pada
abad ke-16 sampai ke-20. Istana ini disebut juga dengan Istana Asherayah Al
Hasyimiyah.
Istana
dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin.
Bangunan utama mengadopsi gaya arsitektur Eropa,
Arab dan Melayu. Tempat berlantai dua ini tampak megah meskipun telah lebih
dari 100 tahun berdiri. Pada lantai satu, Anda bisa melihat koleksi kerajaan
seperti patung perunggu Ratu Wilhelmina dari Belanda dan patung Sultan Syarif
Hasyim I yang terbuat dari batu pualam berhiaskan berlian. Ada juga sebuah
gendang yang berusia lebih dari 200 tahun. Gendang ini terakhir kali dibunyikan
pada tahun 1914 saat pelantikan Sultan Syarif Kasim II.
Di
lantai dua yang dahulu merupakan kamar sultan dan kamar tamu kerajaan ini
sekarang berisi koleksi senjata pusaka milik sultan. Selain itu ada lukisan
Napoleon Bonaparte yang dikirim langsung dari Perancis. Banyaknya benda koleksi
sultan yang berasal dari Eropa ini membuktikan bahwa pada zaman dahulu,
Kesultanan Siak telah menjalin kerjasama internasional.
Untuk
bisa melihat koleksi di sini, Anda diharuskan membayar tiket masuk sebesar
3.000 Rupiah. Tak hanya itu, untuk bisa masuk ke bangunan utama, Anda juga
harus melepaskan alas kaki karena dikhawatirkan akan merusak lantai granit
istana.
6. Masjid Senapelan
Satu
lagi sisa peninggalan Kesultanan Siak di Pekanbaru. Masjid yang juga dikenal
dengan nama Masjid Raya Pekanbaru ini dibangun pada tahun 1762 dan merupakan
salah satu masjid tertua di Riau. Pada awal dibangun, masjid ini berukuran
kecil dan terbuat dari kayu. Saat ini, Anda bisa melihatnya sebagai sebuah
masjid megah didominasi warna kuning khas Melayu dan berkubah besar. Setelah
direnovasi, ukuran masjid saat ini mencapai 60 x 80 meter.
Dahulu,
di masjid ini terdapat sebuah sumur tua yang airnya
dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Konon, sumur
ini sampai terdengar ke negeri tetangga dan membuat wisatawan dari Singapura,
Brunei Darussalam dan Malaysia
datang untuk membuktikannya. Sekarang sumur telah ditutup karena beberapa
alasan.
7. Masjid Agung An Nur
Masjid
megah ini memadukan arsitektur gaya Melayu, Arab, Turki dan India. Masjid Agung
An Nur disebut sebagai Taj Mahal-nya Pekanbaru. Bangunan utamanya yang
berukuran simetris 50 x 50 meter dengan sebuah kolam besar dan air mancur tepat
di depannya membuat masjid ini mirip dengan Taj Mahal di India.
Masjid
terdiri dari 3 lantai dengan dominasi warna hijau ini mampu menampung sebanyak
4.500 orang jamaah. Masjid Agung An Nur memiliki 5 buah kubah dan empat menara.
Pada malam hari, masjid tampak sangat cantik dengan cahaya lampu warna-warni
yang memantul di kolamnya. Yang menarik adalah adanya fasilitas free WiFi di
sini.
Selain
menjadi rumah ibadah, masjid ini juga menjadi salah satu tempat wisata
di Pekanbaru yang banyak dikunjungi. Pada bulan ramadhan, kawasan
masjid akan dijadikan lokasi ngabuburit dan dipenuhi pedagang makanan dan
pakaian. Sambil menunggu waktu berbuka, Anda bisa belanja berbagai kuliner
dan aksesoris seperti kopiah, tasbih, parfum dan masih banyak lagi.
8. Perpustakaan Soeman H.S
Berwisata
ke perpustakaan? Kenapa tidak. Jangan dibayangkan Perpustakaan Soeman H.S
sebagai perpustakaan kecil, penuh dengan rak buku, terasa sempit dan
membosankan. Di sini, Anda akan melihat bahwa perpustakaan bisa menjadi salah
satu tempat wisata sekaligus belajar yang menarik. Nama perpustakaan diambil
dari nama seorang novelis asal Riau, Soeman H.S.
Bangunan
perpustakaan ini terlihat sangat unik dari luar. Bentuknya menyerupai sebuah
rehal atau papan alas untuk membaca Al Quran. Perpustakaan Soeman H.S
terdiridari enam lantai dan memiliki berbagai fasilitas pendukung mulai dari
mushola, kafe, kantin, ruang pertemuan sampai auditorium. Ada juga ruangan
khusus untuk literatur budaya Melayu. Perpustakaan ini disebut memiliki koleksi
literatur budaya Melayu terlengkap di Indonesia.
Perpustakaan
ini tak hanya untuk orang dewasa. Silakan bawa anak-anak ke tempat wisata
edukasi ini. Di sini, ada Children Library dan Kids Corner yang sangat
memanjakan anak-anak. Tak perlu memiliki kartu keanggotaan untuk bisa membaca
koleksi buku di sini. Anda bebas membaca buku di sofa atau lesehan, ruang baca
sangat nyaman karena dilengkapi dengan AC dan akses internet gratis.
Perpustakaan
Soeman H.S terletak di Jalan Jenderal Sudirman 462, Pekanbaru. Anda tak
dipungut biaya untuk bisa masuk ke tempat wisata di Pekanbaru ini. Perpustakaan
buka setiap hari Senin – Jumat pada pukul 08:00 – 17:00 dan hari Sabtu – Minggu
pada jam 09:00 – 14:00.
9. Pasar Bawah
Tak
lengkap jika ke Pekanbaru tanpa mampir ke ikon kota ini. Pasar Bawah merupakan
pasar tradisional tertua di Pekanbaru yang terdiri dari empat lantai. Bangunan
pasar ini merupakan perpaduan dari budaya Melayu dan Tionghoa. Terletak di tepi
Sungai Siak dan dekat dengan pelabuhan membuat pasar ini mudah untuk diakses.
Pasar
Bawah saat ini telah menjadi salah satu tempat wisata di Pekanbaru yang wajib
dikunjungi setiap wisatawan yang datang. Di sini, Anda bisa menemukan aneka
keramik dari Cina, karpet dari Timur Tengah dan barang-barang elektronik
secondhand dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia yang masih layak
pakai. Anda juga bisa menemukan beragam camilan khas Pekanbaru seperti lempuk
durian, ikan salai, dodol kedondong bahkan cokelat dan permen dari negeri
tetangga.
10. Dekranasda Pekanbaru
Dewan
Kerajinan Nasional Daerah atau biasa disingkat dengan Dekranasda menjadi tempat wisata
belanja oleh-oleh khas di Pekanbaru. Di kota ini, Dekranasda
memasarkan produknya di beberapa lokasi strategis misalnya di Jalan
Sisingamangaraja dan Jalan Durian.
Di
toko-toko binaan Dekranasda ini, Anda bisa membeli berbagai suvenir untuk
oleh-oleh seperti kain songket, tenun, batik dan aneka kerajinan tangan dari
kayu khas Melayu. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari puluhan ribu
sampai jutaan rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar