Jumat, 12 Desember 2014

Riau

RIAU

Riau berada di bagian Timur Pulau Sumatra dan merupakan rumah bagi bangsa Melayu. Karya sastra Melayu pertama yaitu Bustanul Katibin ditulis oleh Raja Ali Haji (1850-1851 M) dan diterbitkan di Riau tahun 1857. Buku ini merupakan kitab kompilasi juru tulis bagi kanak-kanak yang mendeskripsikan tata cara penulisan bahasa Melayu dengan ejaan Arab-Melayu (Jawi).
Dari wilayah Riau inilah lahir dasar bagi Bahasa Indonesia. Bahasa Melayu Riau sebagai bahasa pengantar utama masyarakat Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara.
Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis karena terletak pada jalur perdagangan Regional dan Internasional. Ibu kota Riau sejak tahun 1959 adalah Pekanbaru dimana sebelumnya berada di Tanjung Pinang yang terletak di Pulau Bintan.
Provinsi Riau sebelum dimekarkan menjadi 2  provinsi mempunyai luas 235.306 Kilometer persegi atau 71,33 persen merupakan daerah lautan dan hanya 94.561,61 Kilometer persegi atau 28,67 persen daerah daratan. Setelah terjadi pemekaranan wilayah dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau pada 1 Juli 2004 menjadi provinsi ke 32 di Indonesia maka Provinsi Riau yang dulunya terdiri dari 16 Kabupaten/Kota sekarang hanya tinggal 11 Kabupaten/Kota.
Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm/tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari. Suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6° Celcius dalam interval 23,4-33,4° Celcius.
Riau memiliki banyak objek wisata yang dapat Anda kunjungi. Sebut saja Pulau Jemur yang merupakan gugusan pulau-pulau yang indah terletak 45 mil dari Bagansiapiapi. Anda dapat juga menjelajahi alam bebas di Taman Nasional bukit Tiga Puluh dengan kekayaan dan keunikan ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah yang merupakan peralihan hutan rawa dan hutan pegunungan.
Ada juga objek wisata Bono, terletak di Desa Teluk Meranti, sebuah lokasi dengan fenomena air laut yang mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan wisata bahari lainnya yang mengesankan.
Pantai Rupat Utara Tanjung Medang menawarkan Anda pesona harmoni alam pesisir dengan pasir putih dan bersih, kejernihan air laut, dan deburan ombak yang berukuran sedang, sebuah tempat sempurna untuk berwisata bahari. Ada juga Air terjun Aek Mertua yang sering disebut air terjun tangga seribu karena memilki air terjun yang bertingkat-tingkat, sungguh mengagumkan untuk dinikmati.
Objek wisata bahari di Kabupaten Siak yang memiliki panorama indah menawan. Di sekitar danau masih ditemukan hutan yang masih asli. Kondisi danau maupun hutan di sekitar danau berstatus Suaka Marga Satwa luasnya mencapai 2.500 hektar. Di sini masih terdapat berbagai aneka jenis satwa dan tumbuhan langka. Sumber daya hayati yang terdapat di danau ini seperti pinang merah, ikan arwana dan ikan Balido yang dilindungi. Keanekaragaman jenis satwa liar di Suaka Marga Satwa danau Pulau Besar dan danau Bawah merupakan kekayaan tersendiri sebagai objek wisata di Riau Daratan.
Bila Anda tertarik dengan wisata budaya dan wisata sejarah dipastikan tersedia hal menarik di Riau. Seperti Upacara Bakar Tongkang telah menjadi wisata nasional bahkan internasional. Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Perahu Baganduang, Ritual Petang Megang, Masjid An-Nur di Pekanbaru, Masjid Raya Senapelan, Gedung Juang 45 Riau, Istana Siak Sri Indrapura, Candi Muara Takus, dan Benteng Tujuh Lapis.
Ada oleh-oleh yang tepat untuk Anda bawa pulang selepas mengunjungi Riau yaitu kerajinan daerahnya. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang beraneka ragam erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan anyaman dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah dan daun Rumbia. Hasil anyaman ini berupa; bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah berupa tenunan yang sangat terkenal yaitu tenunan Siak. Tenunan siak ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional. Bila Anda ingin wisata belanja maka dapat mengunjungi Pasar Bawah, Pasar tradisional  dan pasar terapung di Tembilahan.
Bila Anda tertarik dengan wisata minat khusus maka dapat mengunjungi Balai Adat Melayu Riau dan Balai Adat Melayu Indragri Hulu, desa wisata Buluh Cina, atau Tugu Tepak Sirih di Dumai.
Pastikan Anda mengunjungi objek wisata lainnya di Riau mulai kota dari Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hulu, dan Rokon Hilir.
 
Sejarah

Pada abad ke-16 pulau-pulau di Riau dikuasai oleh Kerajaan Melayu. Namun, mereka sulit mempertahankan kekuasaan karena selain melawan bajak laut, mereka juga harus menghadapi serangan Portugis, Belanda dan Inggris yang ingin menguasai pintu masuk selatan Selat Malaka, sebuah wilayah yang yang strategis untuk melakukan perdagangan dengan Cina dan India.
Sebelum Perang Dunia II minyak ditemukan di Pekanbaru. Sumur minyak pertama dibuat di Minas sekitar 10-15 km dari Pekanbaru. Sampai saat ini, minyak menjadi salah satu sumber penghasilan utama di Provinsi Riau.

Transportasi

Bandara Simpang Tiga adalah bandara yang sangat sibuk karena merupakan pintu masuk bebas visa. Maskapai penerbangan Pelangi terbang ke Kuala Lumpur dan Silk Air ke Singapura. Anda juga dapat menggunakan penerbangan domestik langsung menuju Riau yang terdapat di Jakarta, Medan dan Batam. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan bus dan ada banyak agen di seluruh Riau yang menjual tiket kapal laut ke Batam.

Masyarakat dan Budaya

Kebanyakan penduduk Riau merupakan suku Melayu. Mereka dikenal dengan karakter yang ramah, hangat dan penuh kasih sayang, mereka juga memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda. Terdapat beberapa suku yang dilindungi di Riau dan suku yang paling terkenal adalah suku Sakai yang masih hidup dan berkembang di dalam hutan.

Kuliner

Makanan tradisional orang Melayu bercita rasa makanan yang pedas, namun Anda juga dapat menemukan berbagai macam makanan lain disini. Makanan yang paling terkenal di Riau adalah kare. Orang Melayu memiliki resep istimewa dengan bahan-bahan seafood. Bagi Anda tidak kuat makanan pedas, jangan khawatir disini juga terdapat banyak western food dan fast food yang tersebar di seluruh kota.
Menjadi kota bisnis bukan berarti tidak ada tempat wisata menarik di Pekanbaru. Berikut 10 tempat wisata di Pekanbaru yang bisa Anda masukkan ke agenda saat berkunjung ke kota ini nanti:
1. Riau Fantasi


Riau Fantasi adalah taman rekreasi terbesar dan terlengkap di Sumatera. Tempat wisata yang dikenal juga dengan nama Labersa Water and Theme Park ini memiliki luas sekitar 6,5 hektar. Sesuai namanya, tempat wisata di Pekanbaru ini dibagi menjadi wahana basah dan wahana kering. 
Di wahana permainan air, ada beberapa jenis kolam dan papan seluncur air misalnya saja Adventure Pool. Di kolam ini terdapat beberapa menara yang dihubungkan dengan jembatan goyang. Ada juga sebuah ember raksasa menggantung yang mampu menampung 3.000 liter air dan siap mengguyur Anda saat telah terisi penuh. Selain itu, ada kolam dewasa dengan kedalaman 1,5 meter dan kolam anak dengan kedalaman 30 cm dilengkapi pancuran air untuk bermain.
Untuk wahana keringnya, ada berbagai permainan yang menguji adrenalin seperti kora-kora, sky tower, wave blaster, speedy coaster dan family swinger. Jika ingin permainan yang lebih santai, Anda bisa mencoba komedi putar dan kereta wisata. Fasilitas pendukung di tempat wisata ini selain mushola, toilet dan kafetaria adalah gazebo dan free WiFi.
Riau Fantasi terletak di Jalan Labersa atau seitar 45 menit dari pusat kota Pekanbaru. Untuk bisa menikmati wahana-wahana yang ada, Anda harus membayar sebesar 60.000 Rupiah pada hari Senin – Jumat dan 70.000 Rupiah pada hari Sabtu – Minggu.
2. Taman Rekreasi Alam Mayang



Tempat wisata ini menawarkan wahana rekreasi keluarga di alam terbuka. Taman Rekreasi Alam Mayang dikelilingi oleh perbukitan, udara sekitarnya sejuk sehingga cocok digunakan untuk bersantai bersama keluarga. Dari sini, Anda juga bisa melihat Jembatan Leighton yang melintasi Sungai Siak.
Di sini, terdapat tiga buah kolam pancing yang bisa digunakan untuk memuaskan kegemaran memancing Anda. Tak jarang tempat wisata di Pekanbaru ini dijadikan lokasi pertandingan memancing yang diadakan pemerintah setempat. Selain memancing, Anda bisa mencoba flying fox dan berbagai kegiatan outbound lainnya. Untuk kegiatan yang lebih santai, ada sepeda air dan bola air raksasa yang bisa Anda sewa.
Jika membawa anak-anak, ada arena mandi bola, taman bermain anak dan studio film 3D di tempat wisata seluas 24 hektar ini. Ada juga topeng monyet dan pertunjukan sulap badut yang menghibur Anda dan keluarga.
Taman Rekreasi Alam Mayang buka setiap hari pada mulai jam 08:00 sampai 18:00 dengan harga tiket masuk 20.000 Rupiah per orang.
3. Danau Buatan Lembah Sari


Danau ini terletak di Desa Limbungan yang berjarak 10 km dari pusat kota Pekanbaru. Pada awalnya, danau ini adalah sebuah bendungan irigasi yang digunakan untuk mengalirkan air ke sawah-sawah warga sekitar. Sampai kemudian, bendungan buatan ini dijadikan salah satu tempat wisata di Pekanbaru.
Dikelilingi perbukitan, tempat wisata keluarga ini cocok digunakan untuk piknik karena ada banyak pepohonan dan udaranya sejuk. Selain menggelar tikar dan piknik, Anda bisa menyewa perahu dayung dan sepeda air untuk berkeliling danau.
4. Kebun Binatang Sang Kulim


Kebun binatang dengan luas 10 hektar ini menjadi tempat wisata di Pekanbaru yang banyak dikunjungi keluarga di akhir pekan. Kebun Binatang Sang Kulim memiliki banyak binatang yang bisa dikenalkan pada anak-anak mulai dari monyet, burung, ular, landak dan masih banyak lagi.
Selain mengamati koleksi binatang, ada arena bermain anak-anak seperti papan seluncur, ayunan dan juga kolam pancing dan kolam renang anak. Jika beruntung, Anda juga bisa naik gajah dengan biaya 10.000 Rupiah per 10 menit.
Kebun Binatang Sang Kulim bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dari pusat kota Pekanbaru. Untuk bisa masuk, Anda diharuskan membayar sebesar 20.000 Rupiah untuk pengunjung dewasa dan 10.000 Rupiah untuk pengunjung anak-anak.
5. Istana Siak Sri Indrapura


Bergeser sedikit dari pusat kota Pekanbaru, Anda bisa berkunjung ke Istana Siak Sri Indrapura. Istana yang sekarang telah menjadi tempat wisata ini adalah sisa peninggalan Kesultanan Siak yang merupakan kerajaan Islam terbesar di Riau pada abad ke-16 sampai ke-20. Istana ini disebut juga dengan Istana Asherayah Al Hasyimiyah.
Istana dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Bangunan utama mengadopsi gaya arsitektur Eropa, Arab dan Melayu. Tempat berlantai dua ini tampak megah meskipun telah lebih dari 100 tahun berdiri. Pada lantai satu, Anda bisa melihat koleksi kerajaan seperti patung perunggu Ratu Wilhelmina dari Belanda dan patung Sultan Syarif Hasyim I yang terbuat dari batu pualam berhiaskan berlian. Ada juga sebuah gendang yang berusia lebih dari 200 tahun. Gendang ini terakhir kali dibunyikan pada tahun 1914 saat pelantikan Sultan Syarif Kasim II.
Di lantai dua yang dahulu merupakan kamar sultan dan kamar tamu kerajaan ini sekarang berisi koleksi senjata pusaka milik sultan. Selain itu ada lukisan Napoleon Bonaparte yang dikirim langsung dari Perancis. Banyaknya benda koleksi sultan yang berasal dari Eropa ini membuktikan bahwa pada zaman dahulu, Kesultanan Siak telah menjalin kerjasama internasional.
Untuk bisa melihat koleksi di sini, Anda diharuskan membayar tiket masuk sebesar 3.000 Rupiah. Tak hanya itu, untuk bisa masuk ke bangunan utama, Anda juga harus melepaskan alas kaki karena dikhawatirkan akan merusak lantai granit istana.
6. Masjid Senapelan


Satu lagi sisa peninggalan Kesultanan Siak di Pekanbaru. Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Raya Pekanbaru ini dibangun pada tahun 1762 dan merupakan salah satu masjid tertua di Riau. Pada awal dibangun, masjid ini berukuran kecil dan terbuat dari kayu. Saat ini, Anda bisa melihatnya sebagai sebuah masjid megah didominasi warna kuning khas Melayu dan berkubah besar. Setelah direnovasi, ukuran masjid saat ini mencapai 60 x 80 meter.
Dahulu, di masjid ini terdapat sebuah sumur tua yang airnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Konon, sumur ini sampai terdengar ke negeri tetangga dan membuat wisatawan dari Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia datang untuk membuktikannya. Sekarang sumur telah ditutup karena beberapa alasan.
7. Masjid Agung An Nur


Masjid megah ini memadukan arsitektur gaya Melayu, Arab, Turki dan India. Masjid Agung An Nur disebut sebagai Taj Mahal-nya Pekanbaru. Bangunan utamanya yang berukuran simetris 50 x 50 meter dengan sebuah kolam besar dan air mancur tepat di depannya membuat masjid ini mirip dengan Taj Mahal di India.
Masjid terdiri dari 3 lantai dengan dominasi warna hijau ini mampu menampung sebanyak 4.500 orang jamaah. Masjid Agung An Nur memiliki 5 buah kubah dan empat menara. Pada malam hari, masjid tampak sangat cantik dengan cahaya lampu warna-warni yang memantul di kolamnya. Yang menarik adalah adanya fasilitas free WiFi di sini.
Selain menjadi rumah ibadah, masjid ini juga menjadi salah satu tempat wisata di Pekanbaru yang banyak dikunjungi. Pada bulan ramadhan, kawasan masjid akan dijadikan lokasi ngabuburit dan dipenuhi pedagang makanan dan pakaian. Sambil menunggu waktu berbuka, Anda bisa belanja berbagai kuliner dan aksesoris seperti kopiah, tasbih, parfum dan masih banyak lagi.
8. Perpustakaan Soeman H.S


Berwisata ke perpustakaan? Kenapa tidak. Jangan dibayangkan Perpustakaan Soeman H.S sebagai perpustakaan kecil, penuh dengan rak buku, terasa sempit dan membosankan. Di sini, Anda akan melihat bahwa perpustakaan bisa menjadi salah satu tempat wisata sekaligus belajar yang menarik. Nama perpustakaan diambil dari nama seorang novelis asal Riau, Soeman H.S.
Bangunan perpustakaan ini terlihat sangat unik dari luar. Bentuknya menyerupai sebuah rehal atau papan alas untuk membaca Al Quran. Perpustakaan Soeman H.S terdiridari enam lantai dan memiliki berbagai fasilitas pendukung mulai dari mushola, kafe, kantin, ruang pertemuan sampai auditorium. Ada juga ruangan khusus untuk literatur budaya Melayu. Perpustakaan ini disebut memiliki koleksi literatur budaya Melayu terlengkap di Indonesia.
Perpustakaan ini tak hanya untuk orang dewasa. Silakan bawa anak-anak ke tempat wisata edukasi ini. Di sini, ada Children Library dan Kids Corner yang sangat memanjakan anak-anak. Tak perlu memiliki kartu keanggotaan untuk bisa membaca koleksi buku di sini. Anda bebas membaca buku di sofa atau lesehan, ruang baca sangat nyaman karena dilengkapi dengan AC dan akses internet gratis.
Perpustakaan Soeman H.S terletak di Jalan Jenderal Sudirman 462, Pekanbaru. Anda tak dipungut biaya untuk bisa masuk ke tempat wisata di Pekanbaru ini. Perpustakaan buka setiap hari Senin – Jumat pada pukul 08:00 – 17:00 dan hari Sabtu – Minggu pada jam 09:00 – 14:00.
9. Pasar Bawah


Tak lengkap jika ke Pekanbaru tanpa mampir ke ikon kota ini. Pasar Bawah merupakan pasar tradisional tertua di Pekanbaru yang terdiri dari empat lantai. Bangunan pasar ini merupakan perpaduan dari budaya Melayu dan Tionghoa. Terletak di tepi Sungai Siak dan dekat dengan pelabuhan membuat pasar ini mudah untuk diakses.
Pasar Bawah saat ini telah menjadi salah satu tempat wisata di Pekanbaru yang wajib dikunjungi setiap wisatawan yang datang. Di sini, Anda bisa menemukan aneka keramik dari Cina, karpet dari Timur Tengah dan barang-barang elektronik secondhand dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia yang masih layak pakai. Anda juga bisa menemukan beragam camilan khas Pekanbaru seperti lempuk durian, ikan salai, dodol kedondong bahkan cokelat dan permen dari negeri tetangga.
10. Dekranasda Pekanbaru


Dewan Kerajinan Nasional Daerah atau biasa disingkat dengan Dekranasda menjadi tempat wisata belanja oleh-oleh khas di Pekanbaru. Di kota ini, Dekranasda memasarkan produknya di beberapa lokasi strategis misalnya di Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Durian.
Di toko-toko binaan Dekranasda ini, Anda bisa membeli berbagai suvenir untuk oleh-oleh seperti kain songket, tenun, batik dan aneka kerajinan tangan dari kayu khas Melayu. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar