Sabtu, 13 Desember 2014

Papua - Irian Jaya

Papua



Papua, inilah tanah indah yang luas, memiliki hutan-hutan sangat alami dan puncak gunung bersalju menjulang tinggi di danau glasial. Papua merupakan provinsi terbesar dan paling timur di Indonesia, mencakup bagian barat pulau terbesar kedua di dunia.
Papua adalah tanah dengan alam yang mengagumkan, pemandangan pantainya sangat indah, membentang luas dari rawa, padang rumput yang sejuk, dan sungai-sungai yang mengukir jurang melalui hutan lebat. Bagian pulau yang paling banyak penduduknya adalah kabupaten Danau Paniai dan Lembah Baliem di sebelah timur. Papua merupakan kawasan konservasi terluas di Asia tenggara, berada pada ketinggian 0-4.884 m dpl dan tersebar di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Puncak Jaya dan Asmat.
Taman Nasional Lorentz bukanlah kawasan konservasi biasa seperti kawasan lainnya karena sejak 12 Desember 1999 PBB melalui UNESCO secara resmi menetapkannya sebagai situs alam warisan dunia karena memiliki lebih 43 jenis ekosistem, kawasan Daerah Tropis dengan gletser (Puncak Cartenz) dan Danau Habema yang menakjudkan dihiasi padang rumput alpin dan rawa-rawa.
Taman Nasional Teluk cenderawasih memiliki biota laut dan karang yang indah. Jangan lupakan juga melihat kemeriahan budaya adat yang ditampilkan dalam Festival Lembah Baliem dan Asmat. Di sini Anda dapat melakukan kegiatan pariwisata trekking, hiking, berburu dan berpetualang. Sementara di Taman Nasional Wasur di Merauke Anda akan melihat berbagai spesies mamalia unik.
Ibu Kota provinsi Jayapura terletak di perbukitan yang menghadap laut, dan dapat diakses dengan perahu dan pesawat. Di sinilah tempat Jenderal MacArthur mengumpulkan armadanya untuk menginvasi Filipina selama Perang Dunia II.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli Papua.


Sejarah

Pedagang Eropa yang mencari rempah-rempah mulai berdatangan awal abad ke-16. Mereka mewariskan nama geografis seperti Bougainville, Cape d'Urville, dan Selat Torres.
Belanda paling lama menduduki tanah Papua, sejak tahun 1828 mereka secara resmi menjadikan Papua sebagai wilayah jajahannya hingga tahun 1962.
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat dan sering disebut sebagai Papua Barat oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebuah oraganisasi para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal dengan nama Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah menjadi Provinsi Irian Barat tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport. Nama Irian Jaya tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Kemudian nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Tahun 2003 Papua dibagi menjadi dua provinsi yaitu bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat dimana setahun kemudian berganti nama menjadi Papua Barat. Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua sekarang.


Transportasi

Di Papua terdapat ratusan landasan udara, hampir semua Kabupaten mempunyai landasan udara.  Landasan udara terbesar adalah Frans Kaisepo di Biak, Sentani di Jayapura, Timika dan Merauke dapat di singgahi pesawat Besar seperti Jumbo jet, Boing 737 dan DC 19 dari Jakarta, Surabaya, dan Makasar dengan maskapai penerbanagan Garuda Indonesia Airline  (GIA); Merpati Nusantara Airline (MNA), Air Efata, Batavia Air, Express Air dan Trigana Air.  Untuk Kabupaten Lain dengan landasan udara ang lebih kecil dilayani oleh maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airline (MNA) dan Trigana Air dengan pesawat seperti Twin otter Cessna.
Sementara untuk transportasi laut terdapat pelabuhan laut dibeberapa Kabupaten, yaitu Jayapura, Biak, Yapen, Merauke, Timika, Agats, Nabire, dan Sorong yang disinggahi beberapa kapal di antaranya :
1.     KM Nggapulu yang berlayar dari Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Pantolan, Bitung, Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, Serui,Biak dan Jayapura
2.     KM Labobar yang berlayar dari Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, Sorong, Manokwari, Nabire dan Jayapura.
3.     KM Dorolonda yang berlayar dari Surabaya, Makassar, Kupang, Ambonm Fakfak, Sorong, Manokwari, Jayapura
4.     KM Sinabung yang berlayar dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Bau-bau, Banggai, Bitung, Ternate, Sorong, Manokwari,Biak, Serui, Jayapura.

Masyarakat dan Budaya

Masyarakat Papua terbagi menjadi lebih dari 250 suku termasuk Marindanim, Yah'ray, Asmat, Mandobo, Dani, dan Afyat. Mereka yang tinggal di dataran tinggi dan masih mempertahankan adat dan tradisi mereka yang hampir tak tersentuh oleh pengaruh luar. Sebagian besar suku yang berbeda tersebut hidup dalam terisolasi satu sama lain sehingga menghasilkan suatu campuran budaya yang sangat beragam.
Daerah-daerah pesisir Papua, telah dikunjungi sejak abad ke-7 oleh para pedagang dari Kerajaan Sriwijaya.


Kuliner

Makanan ikan dan hidangan laut adalah kuliner khas daerah ini dan menjadikannya  sebagai surga bagi penikmat seafood. Ikan segar yang dibakar atau dipanggang terasa lezat, apalagi jika dinikmati sambil menyaksikan sunset. Bagi yang alergi seafood tidak perlu khawatir, karena Anda juga dapat menikmati makanan khas Papua seperti papeda atau lalapan ayam yaitu berupa ayam goreng dipadukan dengan bumbu cabai.

1.     Lembah Baliem


Inilah festival luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua. Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan. Atraksi ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini.

Suku-suku di suku Papua meski mengalami modernisasi tetapi masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian pria suku Dani yang hanya mengenakan penutup kemaluan atau disebut koteka. Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan dilengkapi dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu cendrawasih atau kasuari, sedangkan para wanita suku Dani mengenakan rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut sali. Saat membawa babi atau hasil panen ubi, para wanita membawanya dengan tas tali atau noken yang diikatkan pada kepala mereka.  
Suku Dani terbiasa berperang untuk mempertahankan desa mereka atau untuk membalas dendam bagi anggota suku yang tewas. Para ahli antropologi menjelaskan bahwa "perang suku Dani" lebih merupakan tampilan kehebatan dan kemewahan pakaian dengan dekorasinya daripada perang untuk membunuh musuh. Perang bagi Suku Dani lebih menampilkan kompetensi dan antusiasme daripada keinginan untuk membunuh. Senjata yang digunakan adalah tombak panjang berukuran 4,5 meter, busur, dan anak panah. Seringkali, karena perang orang terluka daripada terbunuh, dan yang terluka dengan cepat dibawa keluar arena perang.

Kini, perang suku Dani diadakan setiap tahun di Festival Bukit Baliem di Wamena selama bulan Agustus (lihat Kalender Acara). Dalam pesta ini, yang menjadi puncak acara adalah pertempuran antara suku Dani, Yali, dan Lani saat mereka mengirim prajurit terbaiknya ke arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran terbaik mereka. Festival ini dimeriahkan dengan Pesta Babi yang dimasak di bawah tanah disertai musik dan tari tradisional khas Papua. Ada juga seni dan kerajinan buatan tangan yang dipamerkan atau untuk dijual.
Setiap suku memiliki identitasnya masing-masing dan orang dapat melihat perbedaan yang jelas di antara mereka sesuai dengan kostum dan koteka mereka. Pria suku Dani biasanya hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani mengenakan koteka lebih besar, karena tubuh mereka lebih besar daripada rata-rata pria suku Dani. Sedangkan pria suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat di pinggang.
Dengan menghadiri Festival Lembah Baliem maka Anda akan memiliki kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan beragam tradisi suku-suku setempat yang berbeda-beda tanpa harus mengunjunginya ke pedalaman Papua Barat yang jauh dan berat. Diperkirakan festival ini diikuti oleh lebih dari 40 suku lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah mereka.


2.     Taman Nasional teluk Cendrawasih



Teluk Cendrawasih adalah taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia. Di kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang amat mengagumkan. TNTC telah menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua. Inilah tempat yang dapat menjadi alasan kuat untuk Anda memperpanjang jadwal wisata selama berada di Papua Barat dan atau Papua
Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik di darat apalagi di bawah airnya. Lalu yang paling dinantikan adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana pun, perjumpaan dengan ikan terbesar di muka bumi itu begitu sangat menggoda dan menjadi impian para penyelam. Penyingkapannya di Teluk Cendrawasih adalah sebuah penemuan besar dalam dekade ini.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau, di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan daratan utama Pulau Papua. Secara administratif wilayahnya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Lokasinya ada di tepi Samudera Pasifik dan merupakan daerah lempengan benua  sehingga menjadikan sangat kaya flora dan fauna. Taman nasional ini mempunyai 14 jenis flora yang dilindungi dan sebagian besar didominasi jenis pohon kasuarina.
Apabila Anda mengira bahwa Raja Ampat adalah yang terkaya maka di Teluk Cenderawasih menanti pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau  dengan panjang garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu, lumba-lumba, dan dugong. 
Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas sekira 1.453.500 hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore hingga Pulau Rumberpon. Kawasan TNTC meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan terumbu karangnya sekira 5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan pesisir pantainya hanya sekira 0,9%. Anda tidak harus menjelajah semuanya untuk menikmati keindahan Teluk Cendrawasih tetapi hanya perlu meyambangi beberapa tempat saja di antaranya adalah: Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.

Adalah sangat mengesankan apa yang ada di bawah lautnya dimana persentase karang hidupnya mencapai 65,64% atau jika ditotal memakan area seluas 70.000 hektare. Di sini berdiam sekira 36 jenis burung, 196 jenis moluska, 209 jenis ikan, serta paus dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) di dunia dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian. Di sini hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat wisata bahari dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga memiliki wisata jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus merupakan sumber air panas yang mengandung belerang. Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan dipercaya sebagai manusia pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa juga terdapat di Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring antik dan peti berukir yang sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.

4.     Jayapura



Menghadap ke sebuah teluk yang damai yang dulu dijuluki sebagai  'pelabuhan terbaik' dibandingkan dengan Ternate, Maluku oleh naturalis Inggris sir Alfred Wallace, Jayapura saat ini adalah ibu kota Papua dan rumah bagi lebih dari 100.000 jiwa penduduk. Para penduduk kota ini datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Jayapura, yang terletak di Papua Timur, adalah titik awal bagi para wisatawan yang ingin melakukan petualangan ke pedalaman Papua. Dari sinilah Anda bisa memulai perjalanan Anda ke Lembah Baliem, atau melakukan studi konservasi  buaya untuk tesis Anda, atau menangkap keajaiban Danau Sentani dan budaya papua dengan kamera Anda.
Di atas bukit yang indah berdiri sebuah menara komunikasi berwarna merah putih yang merupakan tempat terbaik untuk melihat pemandangan kota. Mungkin ini bukan aktivitas yang paling menarik untuk dilakukan di Papua, namun inilah cara yang tepat untuk melihat betapa besar daerah ini. Jayapura adalah pintu gerbang untuk perjalanan luar biasa Anda ke salah satu pulau terbesar di planet ini.
Bertindak sebagai pusat bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Papua dan  bagian lain di Indonesia, Jayapura selalu siap untuk menyambut pengunjung. Kota ini adalah tempat untuk memulai petualangan eksotis Anda di Papua, menikmati budaya yang unik dan primitif  dan pemandangan dunia yang belum tersentuh.

5.     Raja Ampat



Raungan mesin kapal kayu berhenti dan perahu mulai merapat. Tidak ada yang terdengar kecuali ombak kecil yang mendera sisi kapal dan perlahan-lahan melepaskannya. Burung-burung beterbangan dari ujung pohon kecil di salah satu pulau tak berpenghuni. Ya, Anda tiba di Raja Ampat! Surga terakhir kekayaan bawah laut paling lengkap di Bumi. Bersiaplah untuk sebuah petualangan yang tidak akan terlupakan.
Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau indah tersebut. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.
Pecinta wisata bawah laut dari seluruh dunia datang ke Raja Ampat untuk menikmati pemandangan bawah laut terbaik yang mengagumkan. Mulailah tur Anda dari sini dengan menyelam di bawah lautnya yang paling indah. Jelajahilah dinding bawah laut yang vertikal dan rasakan ketegangan melihat kelayaan bahwah laut yang megah. Meski Anda berdebar-debar saat terombang-ambing arus laut namun itu pastinya akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan di Raja Ampat.
Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.
Anda tiba di Raja Ampat maka kegembiraan sudah dapat dirasakan. Sontak terdengar seketika orang yang baru datang di sini memuji nama Tuhan-nya karena mata dan hatinya dipikat pemandangan alam yang luar biasa. Bila tidak Anda temukan respon itu maka diam terkesima adalah bukti seseorang telah ditawan setitik surga yang jatuh di lautan yang jernih sebening kristal dan ombak lembut menyapu pasirnya yang putih.

 “Di sini bagus!” sahut ramah seorang pemandu wisata lokal dari sebuah agen perjalanan wisata di Raja Ampat. Kata-kata awal itu menandakan bahwa pengunjung telah sampai di salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Jika tidak sedang memandu wisatawan, pemandu lokal ini adalah seorang nelayan biasa. Nelayan tersebut terbiasa dengan orang luar yang datang berkunjung, mereka sangat ramah terutama jika diberi buah pinang atau permen (patut Anda coba). Cara ini telah terkenal dimana dengan memberikan permen dianggap bentuk sopan santun dan mampu mencuatkan senyum sang nelayan.
Nelayan di Raja Ampat biasanya memakan camilan saat bercakap-cakap (para-para pinang). Mereka akan saling bertukar cerita lucu sambil mengunyah buah pinang. Dalam banyak hal termasuk kemiripan alam, budaya, dan sejarah, bahwa masyarakat nelayan di Raja Ampat memiliki kesamaan dengan orang Maluku.
Pemandangan Raja Ampat seperti dalam mimpi tetapi ini bukanlah ilusi. Saat Anda mencemplungkan diri menyelam ke bawah laut maka perhatikan dengan detail hewan laut yang menyapa. Bisa jadi kuda laut kerdil mendekati jemari Anda seakan ingin menyambut berjabat tangan.
Mantaray dan wobbegong akan berenang bersama Anda. Ikan tuna, giant trevaliies, snapper, dan bahkan barracuda turut menyambut Anda di bawah laut. Itu belum cukup, bagaimana apabila ada teman baru yang ramah yaitu ikan dugong ingin berenang bersama Anda. Jangan lewatkan juga mengamati sibuknya ikan-ikan kecil menjaga wilayahnya hilir-mudik. Bila Anda beruntung mungkin dapat berenang bersama penyu laut.
Keindahan yang alami, seolah benar-benar tidak tersentuh telah menjadi daya tarik utama di sini. Tidak perlu ungkapan keindahan langit yang biru atau pulau yang menghijau subur, karena apa yang ada di atas daratan dan di bawah lautnya akan mengatakan kepada Anda “Selamat datang di Raja Ampat; inilah surga keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.    


6.     Sorong


Inilah kota yang merupakan titik awal kunjungan Anda menuju taman laut Raja Ampat yang mempesona. Kota Sorong dikenal sebagai Kota Minyak sejak masuknya para surveyor minyak bumi dari Belanda sejak tahun 1908. Kota Sorong juga terkenal sebagai salah satu kota dengan atribut peninggalan sejarah Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota yang penuh dengan warisan peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak Belanda. Tambang minyak yang produktif di Sorong adalah salah satu alasan mengapa Belanda menjajah Irian (nama Papua dahulu) bahkan yang terakhir diserahkan kembali kepada Indonesia tahun 1962.
Nama Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang daIam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar  zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum" dengan sebutan Soren yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku, dan Sanger Talaut dengan sebutan Sorong.
Laut di sekitar Sorong kaya akan tuna dan udang yang merupakan komoditas ekspor utama. Di pulau Kabra terdapat peternakan milik Jepang untuk membudidayakan mutiara, sedangkan sirip hiu dan teripang diekspor ke Hongkong, Taiwan, dan Cina.
Sorong juga merupakan pengekspor kayu. Kayu gelondongan langsung dikirim ke luar negeri dengan kapal laut. Saat ini, peraturan pemerintah mengharuskan penggilingan dan pengolahan dilakukan di wilayah kota Sorong saja. Oleh karena itu, pabrik kayu lapis (triplek) dibangun di Sorong.

7.     Mansuar



Mansuar merupakan satu dari sekian banyak pulau-pulau cantik di Raja Ampat. Pantai ini dikelilingi pasir seputih kristal dan sangat halus seperti tepung. Jelas keberadaannya melengkapi keindahan Raja Ampat yang terbentang luas dan tak terbantahkan.
Mansuar terdiri dari Pulau Mansuar Kecil dan Pulau Mansuar Besar yang letaknya berdampingan, serta bertatapan langsung dengan Pulau Gam. Pulau Mansuar Kecil lebih populer dan lebih sering dikunjungi wisatawan, disebut juga dengan Pulau Kri lantaran terdapat Kri Eco Resort di sana.
Nikmatilah suasanya yang benar-benar sunyi di Pulau Kri karena tak satu pun warga lokal yang membangun tempat tinggalnya. Biota lautnya tak perlu ditanya lagi, sudah menjadi identitas Raja Ampat bahwa karang-karang yang bersembunyi di perairannya membentuk titik menyelam terbaik di dunia. Kesempurnaan juga dihadirkan dari kawasan perbukitan yang menyimpan beragam jenis tumbuhan tropis dan menjadi rumah bagi anggrek-anggrek alam.
Fasilitas di Pulau Kri sudah tergolong baik karena terdukung oleh adanya penginapan. Suplai air bersih pun mudah didapat sebab kawasan perbukitan mengelilinginya.  Oleh sebab itu, tak heran jika baik turis lokal maupun mancanegara berkeliling ke pulau-pulau lain namun memilih bermalam di sini.
Sepulangnya Anda dari Pulau Kriniscaya akan merindukan nyanyian burung-burung Papua dari pepohonan yang tumbuh rindang menyejukkan udara. Homestay dan resor dibangun dalam bentuk rumah panggung serta terbuat dari kayu-kayu untuk memperkuat nuansa alam, terlebih sambil mendengar suara ombak berdebur sayu-sayu.

8.     Desa Swinggrai




Apabila Anda berkesempatan mengunjungi Kepulauan Raja Ampat yang disebut-sebut sebagai surga menyelam dengan koleksi terumbu karang terkaya di dunia maka kiranya perlu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Desa Sawinggrai. Desa ini terletak di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Apa yang istimewa dari tempat ini?
Desa Sawinggrai menyuguhkan lokasi untuk menyaksikan atraksi Red Bird of Paradise dari burung cenderawasih merah yang masuk kategori langka. Desa ini juga menjadi salah satu desa yang paling populer setelah Arborek yang juga berada di kawasan distrik yang sama. Desa Sawinggrai saat ini dihuni oleh sekira 36 kepala keluarga dan sebagian mereka memiliki keahlian membuat kerajinan khas pahatan patung.
Burung pengicau dari famili Paradisaedae ini disebut-sebut sebagai burung dari surga sebab memiliki bulu yang indah perpaduan dari beberapa warna. Burung cenderawasih semakin spesial keberadaannya mengingat endemik khas Papua yang habitat aslinya hanya ditemukan di kawasan paling timur Indonesia ini. 
Ada empat spesies cenderwasih yang dapat ditemui di sekitar Desa  Sawinggrai ini, yaitu cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus), cenderawasih kecil (Paradisaea minor), dan cenderawasih besar (Paradisaea apoda). Nah, cenderawasih merah adalah ikon khas Desa Sawinggrai. Di desa yang terpencil ini Anda berkesempatan menyaksikan langsung burung dari surga ini di habitat asli mereka yang masih terjaga.
Kabarnya, atraksi cenderwasih yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa  Sawinggrai bermula dari keuletan seorang Yesaya Mayor. Selama berbulan-bulan, ia memetakan lokasi mencari makan berikut jenis makanan burung ini, musim kawin dan musim bertelur. Pada musim kawin, burung cenderwasih jantan akan melakukan gerakan serupa tarian untuk memikat betina. Yesaya Mayor berhasil memetakan tempat burung cantik ini menari dan hal ini menjadikannya pemandu pemantauan burung cenderwasih dan terutama untuk menyaksikan atraksi menari burung yang merupakan maskot Papua ini. Atraksi unik dan eksotis dari burung yang sedang menebar pesona ini dapat dinikmati sebab masyarakat Desa Sawinggrai tidak memburu cenderawasih di hutan-hutan mereka.

9.     Pulau Misoo




Misool ibarat kapling surga kecil dengan keindahan pantai dan taman laut yang menakjubkan. Membentang sederetan pulau batu karang di bagian barat dan timurnya, Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan Laut Seram dan  perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Anda dapat menikmati segala keindahan di Pulau Misool tanpa harus membaginya dengan banyak orang. Nyatanya memang pulau-pulau yang tersebar itu sebagian besar tak berpenghuni.
Keberadaan surga bawah laut di Misool sudah dapat diidentifikasi bahkan sebelum Anda mencebur ke beningnya air laut yang berwarna turquoise amat menyejukkan mata. Panorama menawan pulau terpencil yang nyaris tak terjamah ini meliputi hamparan laut lepas yang luas dan amat bening, pasir putihnya terhampar sepanjang pesisir pantai dan dikelilingi pepohonan hutan tropis dan mangrove yang hijau permai. Pemandangan menyegarkan ini jelas akan menawan hati siapa pun yang melihatnya apalagi dengan apa yang disembunyikan di bawah perairan lautnya. 
Seperti telah diketahui bahwa Kepulauan Raja Ampat termasuk daerah segitiga karang dunia dimana taman bawah lautnya menyimpan sekira 75% jenis ikan hias dan segitiga karang yang ada di dunia. Terdapat sejumlah titik penyelaman yang menawarkan pengalaman spektakuler menjelajahi surga bawah laut yang paling kaya di dunia ini. Beragam jenis ikan, terumbu karang, hiu, penyu, pari, dan biota laut lainnya menghuni surga bawah laut Pulau Misool. Oleh karenanya, snorkeling, diving, berenang, berjemur atau sekedar bersantai di tepi pantainya yang sepi akan memberi kesan ekslusif dan menjadi sebuah pengalaman berlibur penuh kesan.
Bukan hanya kekayaan dan keindahan alam, Pulau Misool juga memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat dari masyarakat lokalnya. Peninggalan sejarah berupa lukisan di dinding-dinding gua juga dapat ditemukan di kawasan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar