Papua
Papua,
inilah tanah indah yang luas, memiliki hutan-hutan sangat alami dan puncak
gunung bersalju menjulang tinggi di danau glasial. Papua merupakan provinsi terbesar dan paling timur di
Indonesia, mencakup bagian barat pulau terbesar kedua di dunia.
Papua
adalah tanah dengan alam yang mengagumkan, pemandangan pantainya sangat indah,
membentang luas dari rawa, padang rumput yang sejuk, dan sungai-sungai yang
mengukir jurang melalui hutan lebat. Bagian pulau
yang paling banyak penduduknya adalah kabupaten Danau Paniai dan Lembah Baliem
di sebelah timur. Papua merupakan kawasan konservasi terluas di Asia tenggara,
berada pada ketinggian 0-4.884 m dpl dan tersebar
di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Puncak Jaya dan
Asmat.
Taman
Nasional Lorentz bukanlah kawasan konservasi biasa seperti kawasan lainnya
karena sejak 12 Desember 1999 PBB melalui UNESCO secara resmi menetapkannya
sebagai situs alam warisan dunia karena memiliki lebih 43 jenis ekosistem, kawasan Daerah Tropis
dengan gletser (Puncak Cartenz) dan Danau Habema yang menakjudkan dihiasi
padang rumput alpin dan rawa-rawa.
Taman
Nasional Teluk cenderawasih memiliki biota laut dan karang yang indah. Jangan lupakan juga melihat
kemeriahan budaya adat yang ditampilkan dalam Festival Lembah Baliem dan Asmat.
Di sini Anda dapat melakukan kegiatan pariwisata trekking, hiking, berburu dan
berpetualang. Sementara di Taman Nasional Wasur di
Merauke Anda akan melihat berbagai spesies mamalia unik.
Ibu Kota
provinsi Jayapura terletak di perbukitan yang menghadap laut, dan dapat diakses
dengan perahu dan pesawat. Di sinilah tempat Jenderal MacArthur
mengumpulkan armadanya untuk menginvasi Filipina selama Perang Dunia II.
Kata Papua sendiri berasal
dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, mengacu
pada penampilan fisik suku-suku asli Papua.
Sejarah
Pedagang
Eropa yang mencari rempah-rempah mulai berdatangan awal abad ke-16. Mereka mewariskan nama geografis
seperti Bougainville, Cape d'Urville, dan Selat Torres.
Belanda
paling lama menduduki tanah Papua, sejak tahun 1828 mereka secara resmi menjadikan Papua sebagai
wilayah jajahannya hingga tahun 1962.
Papua adalah sebuah provinsi
terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling
timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi
Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat dan sering disebut
sebagai Papua Barat oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebuah oraganisasi para nasionalis yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
Pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal dengan nama Nugini
Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah menjadi
Provinsi Irian Barat tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi
Irian Jaya oleh Soeharto saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport. Nama Irian Jaya tetap
digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Kemudian nama provinsi ini diganti
menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Tahun
2003 Papua dibagi menjadi dua provinsi yaitu bagian timur tetap memakai nama
Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat dimana setahun kemudian berganti
nama menjadi Papua Barat. Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi
Papua sekarang.
Transportasi
Di Papua
terdapat ratusan landasan udara, hampir semua Kabupaten mempunyai landasan
udara. Landasan udara terbesar adalah Frans Kaisepo di Biak, Sentani di
Jayapura, Timika dan Merauke dapat di singgahi pesawat Besar seperti Jumbo jet, Boing 737 dan DC 19 dari Jakarta, Surabaya,
dan Makasar dengan maskapai penerbanagan Garuda Indonesia Airline (GIA); Merpati Nusantara Airline (MNA), Air
Efata, Batavia Air, Express Air dan Trigana Air. Untuk Kabupaten Lain dengan landasan udara ang
lebih kecil dilayani oleh maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airline (MNA)
dan Trigana Air dengan pesawat seperti Twin otter Cessna.
Sementara untuk transportasi
laut terdapat pelabuhan laut dibeberapa Kabupaten, yaitu Jayapura, Biak, Yapen, Merauke, Timika, Agats,
Nabire, dan Sorong yang disinggahi beberapa kapal
di antaranya :
1. KM Nggapulu yang berlayar dari Jakarta,
Surabaya, Balikpapan, Pantolan, Bitung,
Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, Serui,Biak dan Jayapura
2. KM Labobar yang berlayar dari Batam,
Jakarta, Surabaya, Makassar, Sorong,
Manokwari, Nabire dan Jayapura.
3. KM Dorolonda yang berlayar dari Surabaya,
Makassar, Kupang, Ambonm
Fakfak, Sorong, Manokwari, Jayapura
4. KM Sinabung yang berlayar dari Jakarta,
Semarang, Surabaya, Makassar,
Bau-bau, Banggai, Bitung, Ternate, Sorong, Manokwari,Biak, Serui, Jayapura.
Masyarakat dan Budaya
Masyarakat
Papua terbagi menjadi lebih dari 250 suku termasuk Marindanim, Yah'ray, Asmat,
Mandobo, Dani, dan Afyat. Mereka yang tinggal di dataran tinggi dan masih mempertahankan adat dan tradisi mereka yang hampir
tak tersentuh oleh pengaruh luar. Sebagian besar suku yang berbeda tersebut
hidup dalam terisolasi satu sama lain sehingga menghasilkan suatu campuran budaya yang sangat beragam.
Daerah-daerah
pesisir Papua, telah dikunjungi sejak abad ke-7 oleh para pedagang dari Kerajaan Sriwijaya.
Kuliner
Makanan
ikan dan hidangan laut adalah kuliner khas daerah ini dan menjadikannya
sebagai surga bagi penikmat seafood. Ikan segar yang dibakar atau dipanggang
terasa lezat, apalagi jika dinikmati sambil menyaksikan sunset. Bagi yang alergi seafood tidak perlu khawatir,
karena Anda juga dapat menikmati makanan khas Papua seperti papeda atau lalapan
ayam yaitu berupa ayam goreng dipadukan dengan bumbu cabai.
1.
Lembah
Baliem
Inilah
festival luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua. Festival Lembah
Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali
sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang
menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun
tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival
Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan
Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa
festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga,
pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu
ini menyebabkan suku lainnya harus membalas
dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan. Atraksi ini tidak menjadikan balas
dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi
justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan
Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini.
Suku-suku di suku Papua meski
mengalami modernisasi tetapi masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi
mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian pria suku Dani yang
hanya mengenakan penutup kemaluan atau
disebut koteka. Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan
dilengkapi dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu cendrawasih atau
kasuari, sedangkan para wanita suku Dani mengenakan rok
yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut sali. Saat
membawa babi atau hasil panen ubi, para wanita membawanya dengan tas tali atau
noken yang diikatkan pada kepala mereka.
Suku Dani terbiasa berperang
untuk mempertahankan desa mereka atau untuk membalas dendam bagi anggota
suku yang tewas. Para ahli antropologi menjelaskan bahwa "perang suku
Dani" lebih merupakan tampilan kehebatan dan kemewahan pakaian dengan dekorasinya daripada perang untuk
membunuh musuh. Perang bagi Suku Dani lebih menampilkan kompetensi dan
antusiasme daripada keinginan untuk membunuh. Senjata yang digunakan adalah
tombak panjang berukuran 4,5 meter, busur, dan
anak panah. Seringkali, karena perang orang terluka daripada terbunuh, dan yang
terluka dengan cepat dibawa keluar arena perang.
Kini, perang suku Dani
diadakan setiap tahun di Festival Bukit Baliem di
Wamena selama bulan Agustus (lihat Kalender Acara). Dalam pesta ini, yang
menjadi puncak acara adalah pertempuran antara suku Dani, Yali, dan Lani saat mereka mengirim
prajurit terbaiknya ke arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran terbaik
mereka. Festival ini dimeriahkan dengan Pesta Babi yang dimasak di bawah tanah disertai musik dan tari tradisional
khas Papua. Ada juga seni dan kerajinan buatan tangan yang dipamerkan atau
untuk dijual.
Setiap suku memiliki
identitasnya masing-masing dan orang dapat melihat perbedaan yang jelas di
antara mereka sesuai dengan kostum dan koteka mereka. Pria suku Dani biasanya
hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani
mengenakan koteka lebih besar, karena tubuh mereka lebih besar
daripada rata-rata pria suku Dani. Sedangkan pria suku Yali memakai koteka
panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat di pinggang.
Dengan menghadiri Festival Lembah Baliem maka Anda akan
memiliki kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan
beragam tradisi suku-suku setempat yang berbeda-beda tanpa harus mengunjunginya ke pedalaman Papua Barat
yang jauh dan berat. Diperkirakan festival ini diikuti oleh lebih dari 40 suku
lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah mereka.
2.
Taman
Nasional teluk Cendrawasih
Teluk
Cendrawasih adalah taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia. Di
kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang amat mengagumkan. TNTC telah
menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika
di Papua. Inilah tempat yang dapat menjadi
alasan kuat untuk Anda memperpanjang jadwal wisata selama berada di Papua Barat
dan atau Papua.
Teluk
Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik
di darat apalagi di bawah airnya. Lalu yang paling dinantikan adalah perjumpaan
dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana
pun, perjumpaan dengan ikan terbesar di muka bumi itu begitu sangat menggoda
dan menjadi impian para penyelam. Penyingkapannya di Teluk Cendrawasih adalah
sebuah penemuan besar dalam dekade ini.
Taman
Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau,
di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen,
dan daratan utama Pulau Papua. Secara administratif wilayahnya berada di dua
kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan
Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Lokasinya ada di tepi Samudera Pasifik dan
merupakan daerah lempengan benua sehingga menjadikan sangat kaya flora
dan fauna. Taman nasional ini mempunyai 14 jenis
flora yang dilindungi dan sebagian besar didominasi jenis pohon kasuarina.
Apabila
Anda mengira bahwa Raja Ampat
adalah yang terkaya maka di Teluk Cenderawasih menanti
pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu
paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau dengan panjang garis pantai sekira
500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis
burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu,
lumba-lumba, dan dugong.
Taman
Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas sekira 1.453.500
hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore hingga Pulau Rumberpon.
Kawasan TNTC meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan terumbu
karangnya sekira 5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan
pesisir pantainya hanya sekira 0,9%. Anda tidak harus menjelajah semuanya untuk
menikmati keindahan Teluk Cendrawasih tetapi
hanya perlu meyambangi beberapa tempat saja di antaranya adalah: Pulau Yoop,
Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.
Adalah
sangat mengesankan apa yang ada di bawah lautnya dimana persentase karang
hidupnya mencapai 65,64% atau jika ditotal memakan
area seluas 70.000 hektare. Di sini berdiam sekira 36 jenis burung, 196 jenis
moluska, 209 jenis ikan, serta paus dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi
tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang
(Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Perairan
Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia
sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus)
di dunia dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat,
perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan hiu paus di
Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian. Di sini hiu paus sering muncul ke
permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya
mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang
banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.
Taman
Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat wisata bahari
dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga memiliki wisata
jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus merupakan sumber
air panas yang mengandung belerang. Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur
suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan dipercaya sebagai manusia
pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa
juga terdapat di Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring
antik dan peti berukir yang sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.
4.
Jayapura
Menghadap
ke sebuah teluk yang damai yang dulu dijuluki sebagai 'pelabuhan terbaik'
dibandingkan dengan Ternate, Maluku oleh naturalis Inggris sir Alfred
Wallace, Jayapura saat ini adalah ibu kota Papua dan rumah bagi lebih dari
100.000 jiwa penduduk. Para penduduk kota ini datang dari berbagai daerah di
Indonesia.
Jayapura,
yang terletak di Papua Timur, adalah titik awal bagi para wisatawan yang ingin
melakukan petualangan ke pedalaman Papua. Dari
sinilah Anda bisa memulai perjalanan Anda ke Lembah Baliem, atau melakukan studi
konservasi buaya untuk tesis Anda, atau menangkap keajaiban Danau Sentani
dan budaya papua dengan kamera Anda.
Di
atas bukit yang indah berdiri sebuah menara komunikasi berwarna merah putih
yang merupakan tempat terbaik untuk melihat pemandangan kota. Mungkin ini bukan
aktivitas yang paling menarik untuk dilakukan di Papua, namun inilah
cara yang tepat untuk melihat betapa besar daerah ini. Jayapura adalah pintu
gerbang untuk perjalanan luar biasa Anda ke salah satu pulau terbesar di planet
ini.
Bertindak
sebagai pusat bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Papua dan bagian lain
di Indonesia, Jayapura selalu siap untuk menyambut pengunjung.
Kota ini adalah tempat untuk memulai petualangan eksotis Anda di Papua,
menikmati budaya yang unik dan primitif dan pemandangan dunia yang belum
tersentuh.
5.
Raja
Ampat
Raungan
mesin kapal kayu berhenti dan perahu mulai merapat. Tidak ada yang terdengar
kecuali ombak kecil yang mendera sisi kapal dan perlahan-lahan melepaskannya.
Burung-burung beterbangan dari ujung pohon kecil di salah
satu pulau tak berpenghuni. Ya, Anda tiba di Raja Ampat! Surga terakhir
kekayaan bawah laut paling lengkap di Bumi. Bersiaplah untuk sebuah
petualangan yang tidak akan terlupakan.
Raja
Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau indah
tersebut. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo,
Salawati, Batanta, Misool
yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.
Pecinta
wisata bawah laut dari seluruh dunia datang ke Raja Ampat untuk menikmati
pemandangan bawah laut terbaik yang mengagumkan. Mulailah tur Anda
dari sini dengan menyelam di bawah lautnya yang paling indah. Jelajahilah
dinding bawah laut yang vertikal dan rasakan ketegangan melihat kelayaan bahwah
laut yang megah. Meski Anda berdebar-debar saat
terombang-ambing arus laut namun itu pastinya akan menjadi pengalaman yang
tidak terlupakan di Raja Ampat.
Wilayah
pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan
laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies
ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat
sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling
beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy
dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di
pulau yang menakjubkan ini.
Anda
tiba di Raja Ampat maka kegembiraan sudah dapat dirasakan. Sontak terdengar
seketika orang yang baru datang di sini memuji nama
Tuhan-nya karena mata dan hatinya dipikat pemandangan alam yang luar biasa.
Bila tidak Anda temukan respon itu maka diam terkesima
adalah bukti seseorang telah ditawan setitik surga yang jatuh di lautan yang
jernih sebening kristal dan ombak lembut menyapu pasirnya yang putih.
“Di sini bagus!” sahut
ramah seorang pemandu wisata lokal dari sebuah
agen perjalanan wisata di Raja Ampat. Kata-kata awal itu menandakan bahwa
pengunjung telah sampai di salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Jika
tidak sedang memandu wisatawan, pemandu lokal ini adalah seorang
nelayan biasa. Nelayan tersebut terbiasa dengan orang luar yang datang
berkunjung, mereka sangat ramah terutama jika diberi buah pinang atau permen
(patut Anda coba). Cara ini telah terkenal dimana
dengan memberikan permen dianggap bentuk sopan santun dan mampu mencuatkan
senyum sang nelayan.
Nelayan di Raja Ampat
biasanya memakan camilan saat bercakap-cakap (para-para pinang). Mereka akan
saling bertukar cerita lucu sambil mengunyah buah pinang. Dalam banyak hal
termasuk kemiripan alam, budaya, dan sejarah,
bahwa masyarakat nelayan di Raja Ampat memiliki kesamaan dengan orang Maluku.
Pemandangan Raja Ampat
seperti dalam mimpi tetapi ini bukanlah ilusi. Saat Anda mencemplungkan diri
menyelam ke bawah laut maka perhatikan dengan detail hewan laut
yang menyapa. Bisa jadi kuda laut kerdil mendekati jemari Anda seakan ingin
menyambut berjabat tangan.
Mantaray dan wobbegong akan
berenang bersama Anda. Ikan tuna, giant trevaliies, snapper, dan bahkan
barracuda turut menyambut Anda di bawah laut. Itu belum cukup, bagaimana
apabila ada teman baru yang ramah yaitu ikan dugong ingin berenang bersama
Anda. Jangan lewatkan juga mengamati sibuknya
ikan-ikan kecil menjaga wilayahnya hilir-mudik. Bila Anda beruntung mungkin
dapat berenang bersama penyu laut.
Keindahan yang alami, seolah
benar-benar tidak tersentuh telah menjadi daya tarik utama di sini. Tidak perlu
ungkapan keindahan langit yang biru atau pulau yang menghijau subur, karena apa
yang ada di atas daratan dan di bawah
lautnya akan mengatakan kepada Anda “Selamat datang di Raja Ampat; inilah surga
keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.
6.
Sorong
Inilah kota yang merupakan
titik awal kunjungan Anda menuju taman laut Raja Ampat yang mempesona. Kota Sorong dikenal sebagai Kota Minyak sejak masuknya para surveyor
minyak bumi dari Belanda sejak tahun 1908. Kota Sorong juga terkenal sebagai
salah satu kota dengan atribut peninggalan sejarah Heritage
Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota yang penuh dengan warisan
peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak Belanda. Tambang minyak yang produktif di Sorong adalah
salah satu alasan mengapa Belanda menjajah Irian (nama Papua dahulu) bahkan
yang terakhir diserahkan kembali kepada Indonesia tahun 1962.
Nama Sorong berasal dari kata
soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang daIam dan
bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang
berlayar zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari
satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku
Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum" dengan sebutan
Soren yang kemudian dilafalkan oleh para
pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku, dan Sanger Talaut dengan
sebutan Sorong.
Laut di sekitar Sorong kaya
akan tuna dan udang yang merupakan komoditas ekspor utama. Di pulau Kabra
terdapat peternakan milik Jepang untuk membudidayakan mutiara, sedangkan sirip
hiu dan teripang diekspor ke Hongkong, Taiwan, dan Cina.
Sorong
juga merupakan pengekspor kayu. Kayu gelondongan langsung dikirim ke luar
negeri dengan kapal laut. Saat ini, peraturan pemerintah
mengharuskan penggilingan dan pengolahan dilakukan di wilayah kota Sorong saja.
Oleh karena itu, pabrik kayu lapis (triplek) dibangun di Sorong.
7.
Mansuar
Mansuar
merupakan satu dari sekian banyak pulau-pulau cantik di Raja Ampat. Pantai ini dikelilingi pasir
seputih kristal dan sangat halus seperti tepung. Jelas keberadaannya melengkapi
keindahan Raja Ampat yang terbentang luas dan tak terbantahkan.
Mansuar
terdiri dari Pulau Mansuar Kecil dan Pulau Mansuar Besar yang letaknya
berdampingan, serta bertatapan langsung dengan Pulau Gam. Pulau Mansuar Kecil
lebih populer dan lebih sering dikunjungi wisatawan,
disebut juga dengan Pulau Kri lantaran terdapat Kri Eco Resort di sana.
Nikmatilah
suasanya yang benar-benar sunyi di Pulau Kri karena tak satu
pun warga lokal yang membangun tempat tinggalnya. Biota lautnya tak perlu
ditanya lagi, sudah menjadi identitas Raja Ampat bahwa karang-karang yang
bersembunyi di perairannya membentuk titik menyelam terbaik di dunia.
Kesempurnaan juga dihadirkan dari kawasan perbukitan yang menyimpan beragam
jenis tumbuhan tropis dan menjadi rumah bagi anggrek-anggrek alam.
Fasilitas
di Pulau Kri sudah tergolong baik karena terdukung oleh adanya penginapan.
Suplai air bersih pun mudah didapat sebab kawasan
perbukitan mengelilinginya. Oleh sebab itu, tak heran jika baik turis
lokal maupun mancanegara berkeliling ke pulau-pulau lain namun memilih bermalam
di sini.
Sepulangnya
Anda dari Pulau Kriniscaya akan merindukan nyanyian burung-burung Papua dari
pepohonan yang tumbuh rindang menyejukkan udara. Homestay dan resor dibangun
dalam bentuk rumah panggung serta terbuat dari
kayu-kayu untuk memperkuat nuansa alam, terlebih sambil mendengar suara ombak
berdebur sayu-sayu.
8.
Desa
Swinggrai
Apabila
Anda berkesempatan mengunjungi Kepulauan Raja Ampat yang disebut-sebut sebagai surga menyelam dengan koleksi
terumbu karang terkaya di dunia maka kiranya perlu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Desa Sawinggrai. Desa
ini terletak di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat,
Provinsi Papua Barat. Apa yang istimewa dari tempat ini?
Desa
Sawinggrai menyuguhkan lokasi untuk menyaksikan atraksi Red Bird of Paradise
dari burung cenderawasih merah yang masuk kategori langka. Desa ini juga
menjadi salah satu desa yang paling populer setelah
Arborek yang juga berada di kawasan distrik yang sama. Desa Sawinggrai saat ini
dihuni oleh sekira 36 kepala keluarga dan sebagian mereka memiliki keahlian
membuat kerajinan khas pahatan patung.
Burung
pengicau dari famili Paradisaedae ini disebut-sebut sebagai burung dari surga
sebab memiliki bulu yang indah perpaduan dari beberapa
warna. Burung cenderawasih semakin spesial keberadaannya mengingat endemik khas
Papua yang habitat aslinya hanya ditemukan di kawasan paling timur Indonesia
ini.
Ada
empat spesies cenderwasih yang dapat ditemui di sekitar Desa
Sawinggrai ini, yaitu cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih belah
rotan (Cicinnurus magnificus), cenderawasih kecil (Paradisaea minor), dan
cenderawasih besar (Paradisaea apoda). Nah, cenderawasih
merah adalah ikon khas Desa Sawinggrai. Di desa yang terpencil ini Anda
berkesempatan menyaksikan langsung burung dari surga ini di habitat asli mereka
yang masih terjaga.
Kabarnya,
atraksi cenderwasih yang menjadi salah satu daya tarik wisata
di Desa Sawinggrai bermula dari keuletan seorang Yesaya Mayor. Selama
berbulan-bulan, ia memetakan lokasi mencari makan berikut jenis makanan burung
ini, musim kawin dan musim bertelur. Pada musim kawin, burung cenderwasih
jantan akan melakukan gerakan serupa tarian untuk memikat betina. Yesaya Mayor
berhasil memetakan tempat burung cantik ini menari dan hal ini menjadikannya pemandu pemantauan burung cenderwasih
dan terutama untuk menyaksikan atraksi menari burung yang merupakan maskot
Papua ini. Atraksi unik dan eksotis dari burung yang sedang menebar pesona ini dapat dinikmati sebab masyarakat
Desa Sawinggrai tidak memburu cenderawasih di hutan-hutan mereka.
9.
Pulau
Misoo
Misool ibarat
kapling surga kecil dengan keindahan pantai dan taman laut yang menakjubkan. Membentang sederetan
pulau batu karang di bagian barat dan timurnya, Misool merupakan satu dari
empat pulau terbesar di Kepulauan Raja Ampat,
Provinsi Papua Barat.
Misool berbatasan langsung dengan Laut Seram dan
perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus.
Anda dapat menikmati segala keindahan di Pulau Misool tanpa harus membaginya
dengan banyak orang. Nyatanya memang pulau-pulau yang tersebar itu sebagian
besar tak berpenghuni.
Keberadaan
surga bawah laut di Misool sudah dapat diidentifikasi bahkan sebelum Anda
mencebur ke beningnya air laut yang berwarna turquoise amat menyejukkan mata.
Panorama menawan pulau terpencil yang nyaris tak terjamah ini
meliputi hamparan laut lepas yang luas dan amat bening, pasir putihnya
terhampar sepanjang pesisir pantai dan dikelilingi pepohonan hutan tropis dan
mangrove yang hijau permai. Pemandangan
menyegarkan ini jelas akan menawan hati siapa pun yang melihatnya apalagi
dengan apa yang disembunyikan di bawah perairan lautnya.
Seperti
telah diketahui bahwa Kepulauan Raja Ampat termasuk daerah segitiga karang
dunia dimana taman bawah lautnya menyimpan sekira 75%
jenis ikan hias dan segitiga karang yang ada di dunia. Terdapat sejumlah titik
penyelaman yang menawarkan pengalaman spektakuler menjelajahi
surga bawah laut yang paling kaya di dunia ini. Beragam jenis ikan, terumbu
karang, hiu, penyu, pari, dan biota laut lainnya menghuni surga bawah laut
Pulau Misool. Oleh karenanya, snorkeling, diving,
berenang, berjemur atau sekedar bersantai di tepi pantainya yang sepi akan
memberi kesan ekslusif dan menjadi sebuah pengalaman berlibur penuh kesan.
Bukan
hanya kekayaan dan keindahan alam, Pulau Misool juga memiliki
keanekaragaman budaya dan adat istiadat dari masyarakat lokalnya. Peninggalan
sejarah berupa lukisan di dinding-dinding gua juga dapat ditemukan di kawasan
ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar